Rasanya masih selalu sama, kelu!
Assalaamu'alaikum, Masaal khoir ya bint’, mita ruju’ ilal bait, insya Allah ana ruju’ lailatul ahad. Itulah sepenggal sms yang dikirimnya tanggal sembilan kemaren. Bikin aku terdiam lamaaaa, bukan karena ga ngerti kalimat sederhana itu, tapi mengingat-ingat kapan terakhir ketemu sama beliau. Setahun mungkin. Sejujurnya, kisah tentangnya demikian mendominasi dalam hidupku. Tapi tiba-tiba hatiku kecut, kenapa pula aku yang mengaku suka menulis, selalu kelu jika ingin bercerita tentangnya. Bukan tidak pernah, beberapa kali aku pernah membuat cerita pendek atau puisi tentangnnya. Dan yang aku rasakan, aku tak bisa tak menangis ketika sampai di sebuah jada yang membuat aku bisu, tanganku beku untuk menuliskannya. Bagaimana aku harus membahasakannya? Aku gagal meramu kalimat paling pantas untuk menyatakan kesungguhannya, cintanya, kepeduliannya yang tak pernah surut. “ InsyaAllah taarikh 15, yumkin. ” Hanya itu balasanku atas pesannya. Aku ingin beruja