Posts

Showing posts from 2012

Monolog

Image
Dan pada akhirnya tercetuslah dipikiranku untuk menulis. Sekedar membunuh waktu di sela rutinitas yang kadang bikin aku jemu. Yah selain itu barangkali hanya kali ini kita akan saling berbicara. Tak ada ruang dan waktu lain. Karena seperti yang kita tahu ada yang tega melerai kita dari sebuah pertemuan. Ada yang sebentar lagi akan pergi. Sesaat tapi jelas kedatangannya beberapa waktu ini membuat suasana yang berbeda. Aku berhasil untuk tidak menyaingi tetesannya dengan inisiatif yang spekulatif. Kali ini jelas berbeda, jelas-jelas tidak ada. Bukan, bukan berarti aku lupa bagaimana cara mencipta sebuah tangis. Tapi barangkali aku jemu, dan mulai mengeliminasi satu persatu kosakata sendu dari hari-hariku. Apakah ini berarti tawa mendominasi, tidak selalu. Aku masih sesentimen dulu, aku masih sepeka itu. Apalagi berbicara tentang luka, kau lebih dari tahu. Tapi kali ini aku meramu rasa yang berbeda, yang sesungguhnya tak kukenal, ini hal baru tapi aku mau mencoba. Tentu s

Menulis dengan Cinta [Review Gathering Komunitas Taraje dan FTBM]

Image
Membaca buku, membaca kehidupan. Menulis buku menulis kehidupan. Itulah kalimat yang selalu saya cantumkan ketika ditanya  motto hidup, membaca dan menulis dua hal yang saling melengkapi. Hal ini juga menjadi tema yang pas ketika bertemunya Komunitas Taraje dan Forum Taman Bacaan Masyarakat kemarin (11/11) di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Melati Jln.Panyawangan No.8 Panghegar Permai.  Topik yang menjadi bahasan pertama adalah perkenalan mengenai visi dan misi kedua belah pihak, mengenai TBM disampaikan langsung oleh Heni Rohaeni yang akrab dipanggil Bunda Heni secara gamblang tentang apa itu TBM dan apa yang diharapkan ketika bekerja sama dengan Komunitas Taraje. Nah, Komunitas Taraje yang dulunya bernama Anak Muda Bikin Buku ini berbasis di dunia cyber (kata yang akhirnya dijadikan pilihan selain menyebut dunia maya) yang merupakan kumpulan para penggiat literasi. Ada penulis profesional, penulis pemula, wartawan, fotografer dan lain-lain namun dengan harapan profesi apapun

Tibet

Image
Hari ini, dengan cuaca cerah di sebuah saung beratap jerami. Aroma kopi menyeruak, perlahan menelusup ke rongga hidungku. Kopi yang bijinya ditumbuk, murni tanpa tambahan apapun, termasuk butiran gula. Pahit memang, tapi kekuatan aroma dan kepekatan pahitnya itu yang membuatku tak bisa tak menyentuhnya walau sehari. Kuteguk ia perlahan. Lalu kualihkan kembali pandangan pada laptop yang berdenyar. Kelip-kelip hijau terlihat di lampu indikator modemku. UMTS. Kampung ini masih perawan, belum tersentuh sinyal yang lebih tinggi dari itu. Kuseret pointer menuju bookmark toolbar mail , klik, beberapa saat kemudian muncul list unread mail . Ada email baru dari nama yang kukenal. Belum sempat kubuka, aku terdiam lama membaca subjek email itu. *** Tujuh tahun lalu, setelah lima menit bel istirahat sekolah berbunyi. “Aku ingin ke Tibet!” Setengah berteriak, kalimat itu meluncur dari seseorang bersuara cempreng yang duduk di sampingku. Teriakan yang tidak lantas membu

Niagara Mini Jawa Barat: Curug Malela [Sebuah Catatan Perjalanan]

Image
 Apakah kamu penyuka traveling ke alam bebas? Senang melebur dengan alam dan merasakan denyut nadi kehidupan asri, belum terjamah polusi? Maka boleh jadi Curug Malela menjadi pilihan yang tepat buat dikunjungi. Lokasinya di di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur di barat laut Bandung. GPS menunjukkan posisi koordinat S07*00’38.1″ E107*12’22.0″ di atas batu tempat memandang keindahan curug itu.  Bagiku sendiri yang merupakan orang Gununghalu, berjarak 20KM dari lokasi, adalah mimpi untuk bisa mengunjungi niagara mini ini, pesona keindahannya sering kujumpai di situs-situs para traveler yang rata-rata dari luar Bandung. How come! Aku sendiri yang deket kesana belum pernah, tapi akhirnya bisa terlaksana juga pada tanggal 20 Agustus 2012 sehari setelah lebaran kemaren, bersama tiga orang teman semasa putih biru yaitu Rhadi, Rena dan Ahsai kami mengunjungi tempat ini. Hei, ternyata diantara kami cuman aku yang

Dengarkan Aku!

Image
Aku kerap melihat ia tertegun lama setiap kali terjaga dari tidurnya, lantas kemudian caci maki mulai meluncur dari bibirnya, ia memaki dirinya sendiri. “How come… mengapa lagi-lagi?” Biar kutebak, ia pasti habis bermimpi sosok yang sama, sosok yang bisa jadi mendominasi hari-harinya entah sekian abad atau milenia. Itulah yang sering ia lakukan, semacam ritual dalam ritme hidupnya. Terkadang aku lihat juga ia kepalkan tangannya dan meninju bantal atau kasur tipisnya, untungnya tak pernah ia layangkan tinjunya padaku, karena rasanya pasti akan sakit. Tapi kurasa kali ini ia lebih baik, bukan seperti dulu, beberapa tahun yang lalu, hal tersebut ia lakukan dengan bersimbah air mata. Bahkan ketika ia kehabisan energi untuk terisak sekalipun, lelehan itu tetap meluncur mantap di kedua pipinya. Kali ini mungkin ia lelah menangis. Ahhh bukankah sudah aku nasehati ia berulangkali, “Kau pasti lelah, ketika kau banyak berharap kepada selain Sang Penggenggam Kehidupan.” Tapi enta

Rasanya masih selalu sama, kelu!

Assalaamu'alaikum, Masaal khoir ya bint’, mita ruju’ ilal bait, insya Allah ana ruju’ lailatul ahad. Itulah sepenggal sms yang dikirimnya tanggal sembilan kemaren. Bikin aku terdiam lamaaaa, bukan karena ga ngerti kalimat sederhana itu, tapi mengingat-ingat kapan terakhir ketemu sama beliau. Setahun mungkin. Sejujurnya, kisah tentangnya demikian mendominasi dalam hidupku. Tapi tiba-tiba hatiku kecut, kenapa pula aku yang mengaku suka menulis, selalu kelu jika ingin bercerita tentangnya.  Bukan tidak pernah, beberapa kali aku pernah membuat cerita pendek atau puisi tentangnnya. Dan yang aku rasakan, aku tak bisa tak menangis ketika sampai di sebuah jada yang membuat aku bisu, tanganku beku untuk menuliskannya. Bagaimana aku harus membahasakannya? Aku gagal meramu kalimat paling pantas untuk menyatakan kesungguhannya, cintanya, kepeduliannya yang tak pernah surut. “ InsyaAllah taarikh 15, yumkin. ” Hanya itu balasanku atas pesannya. Aku ingin beruja

Filosofi Sepuluh Detik Dikejar Anjing

Image
Ada yang tahu istilah buat phobia terhadapa anjing? Entahlah setiap kali melihat anjing, tiba-tiba badanku bergetar, dan mataku tertunduk, sebisa mungkin aku memalingkan pendanganku dari anjing itu. Ceritanya dimulai dari kejadian tahun 2008 lalu. Begini ceritanya..... Pagi yang sejuk di gang-gang pojok utara Kota bandung,disanalah atap pertama yang kusinggahi dalam pemburuan ilmu tak berujung ini (Wedezig lebay....). pagi itu aku mau berangkat kuliah, dengan pakaian rapih sesuai aturan yang ditetapkan kampus (Bakat taat aturan yang bersemayam di otakku sejak zaman sekolah dulu masih melekat kuat di era Mahasiswa Tingkat awalku).  Keluar dari gerbang kosan yang terletak di Cilimus itu, aku berjalan cepat, biasa gidig sarebu tea (Niru gaya jalannya orang-orang Jepang, wiiiihhh). Tiba-tiba tali sepatuku terurai, dan aku hendak membetulkannya, ga kebayang resiko kalo nyampe jatuh gara-gara nginjek tali sepatu sendiri, dan ternyata tanpa   kusadari di depan sana ada kejadian y

Ctrl+S

Image
Menulis itu memang tidak bisa dipaksakan, ketika blank sama sekali tidak ada ide, menulis sebaris, separagraf kemudian dihapus lagi, layar putih bersih kembali. Benar-benar tidak bisa dipaksakan, begitu pula ketika keinginan menulis itu mencuat tajam, kemampuan komprehensi menjalar cepat merangkai kalimat, tidak bisa tidak, harus segera dituangkan, tidak bisa memaksa diri menarik selimut karena malam kian larut... Aku pun mulai mengetik dengan jemari yang gigil karena suhu udara malam yang nyaris bikin beku. Ketika semua selesai, tak bersisa, maka tubuh mulai bekerjasama, kantuk menyergap dan aku lelap, dengan layar yang masih berdenyar. Besok ketika bangun, tersadarlah, ada yang semalam kulupakan, rumus Ctrl+S. Syalalalala.... gambar dari sini

Mengikuti Perjalanan Supernova Keempat [Resensi Partikel Dee, Koran Jakarta 4 Mei 2012]]

Image
" Kita, manusia, adalah virus terjahat yang pernah ada di muka Bumi. Suatu saat nanti orang-orang akan berusaha meyakinkanmu bahwa manusia adalah bukti kesuksesan evolusi. Ingat baik-baik Zarah. Mereka salah besar. Kita adalah kutukan bagi Bumi ini. Bukan karena manusia pada dasarnya jahat, melainkan karena hampir semua manusia hidup dalam mimpi. Mereka pikir mereka terjaga, padahal tidak. Manusia adalah spesies paling berbahaya karena ketidaksadaran mereka. " Itulah kutipan sebuah dialog seorang ayah bernama Firas, dosen genius yang kerap disebut-sebut sebagai aset penting Institut Pertanitan Bogor. Dia adalah ilmuwan yang menggilai mikologi, kepada anak perempuannya bernama Zarah Amala. Mereka tinggal di pinggir Kota Bogor, dekat sebuah kampung bernama Batu Luhur. Firas membesarkan kedua anaknya, Zarah dan Hara, dengan cara yang tidak biasa. Meski ditentang anggota keluarga, akhirnya Firas mampu menanamkan berbagai ilmu kepada Zarah sehingga mampu melampau

Cinta Sejati

Image
: Ridwan, Mu'min, Mila, Wida, Lutfi Barangkali ketika kita tahu ada seseorang yang senantiasa menyelipkan nama kita dalam doa-doanya. Tak akan lagi ada ujaran "Aku tak punya siapa-siapa" dari mulut kita. Barangkali ketika kita tahu ada seseorang yang berusaha, bekerja keras untuk kita, memeras keringat siang dan malam, seakan kata "lelah" itu telah terhapus dari kamus kehidupannya. Tak akan lagi meluncur kalimat "Tak ada yang peduli padaku" dari bibir kita. Sekalipun dia masih berujar "Maaf, bapak belum bisa membahagiakanmu. Maaf bapak belum bisa memenuhi semua keinginanmu." bahkan setelah ia menggadaikan kehidupannya untuk membahagiakanmu, untuk memenuhi keinginanmu. Bukankah cinta adalah perbuatan? Maka berhentilah mengharapkan cinta-cinta lain yang semu berbalut tipu, berhentilah memuja cinta-cinta lain yang hanya ucapan tanpa pembuktian. Berhentilah menggombali anak gadis orang! Cinta sejatimu adalah mereka, kedua ora

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

Image
wahai waktu, tolong bawakan aku pada masa ketika aku belum mengingat apapun, namun akan kutemukan dia mendekatkan wajahnya di telingaku dan merapalkan bait-bait doa untukku. wahai waktu, tolong bawakan aku pada masa kecilku ketika aku masih bisa mendapati wajahnya di depan tungku kemudian memasakan kami sarapan ketika mama sedang tidak enak badan. Jujur saja, masakannya lebih enak dari masakan mama, pernah sekali waktu aku ungkapkan ini pada mama dan mama mengiyakan. wahai waktu, tolong bawa aku pada masa kanakku ketika aku lupa dengan sebuah surat di ujung juz amma, atau ketika aku hanya berhasil menghafal sebuah ayat ketika orang lain mampu membacanya bahkan sambil berlalri, dia hanya berujar bahwa kelak aku mampu menghafalnya. wahai waktu, tolong bawa aku pada masa remajaku ketika aku marah dan membanting pintu ketika ia memintaku melakukan sesuatu, lantas aku menangis di balik pintu kamarku dan meneteskan air mata dengan segenap perasaan benci, kenapa harus aku?

Pertemuan yang Terlewat

Image
:permintaan maaf untuk seorang sahabat ada pengakuan yang terselip di krenyit rona senja yang kerlip matamu yang berlian terpantul di punggung jalan tempat kita merekatkan jari-jari tangan tapi hanya sekedar pengakuan tanpa tinta yang tergores tanpa jejak yang menapak tanpa senyum yang tersemat di sebuah angka yang kubulati diantara beberapa angka lain di pengingat ada pertemuan yang terlewat di lingkar-lingkar janji yang membuatmu kecewa aku sungguh tahu ingin ku berlari menapaki hari-hari yang telah pergi hanya untuk menatap senyummu yang demikian pekat menekuri sentuhanmu yang hangat pada jari-jari tanganku dan semoga masih terucap "kita sahabat" 9/7/2012 "Warung Kopi 24 jam"

dandelion

Image
Aku bukanlah Lichenes ataupun Sphagnum yang dapat hidup tanpa menggigil dibalik salju Aku juga bukanlah kaktus ataupun bunga Jericho di Kalahari yang dapat tumbuh nyaris tanpa air, Aku hanyalah dandelion kecil, bulat dan rapuh.....   Terabaikan terbang tertiup angin Tumbuh tanpa diminta,,, menebar benih sekalipun terlahir untuk dibunuh...  Lalu mati untuk tumbuh,,,terus berputar menjalani takdir, tetap terpenjara dalam perputaran roda siklus

Berakhlak Mulia Itu Terkadang Membiarkan Orang Untuk Mencacimu, Memakimu, Menghinamu, Sedang Kau Senantiasa Berhusnudzan

Ada yang pernah memakimu, menghinamu, merendahkanmu sedemikian rupa? Padahal setahumu kau tak memiliki kesalahan padanya. Simaklah kisah berikut ini tentang sosok yang menjadikan kesopanan, kesantunan, dan kesederhanaan sebagai pakaian hidupnya. **** Pagi menjelang, hening disini, panas menyergap, angin tergesa berembus menjauh dari ganas sahara menyapa manusia yang terantuk di jalan-jalan pinggir pasar, juga riuhnya burung bercanda dengan sinar mentari yang menyelusup di sela pepohonan juga dedaunan. Cahaya mentari yang sama juga menyentuh seraut wajah, dengan mata yang menyorotkan wibawa, tubuh yang terbalut kain seadanya tak semewah raja-raja Persia, kesederhanaan yang diliputi kecerdasan dan keluhuran budi.  Sepagi ini, kau duduk di pekarangan rumahmu, apa yang hendak kau amati? Apa yang memenuhi pikiramu? Sedang tasbih, tahmid tak henti teruarai dari lisanmu. Tiba-tiba matamu menangkap sesosok tubuh yang tergopoh menghampirimu, hitam legam kulitnya, tegap gagah p

Seribu Matahari di Matanya

Image
Kubilang ingin melihat dunia kau tertawa lantas kau hadiahiku, matahari di kelopak mataku benderang namun tak buatku terbakar Aku tak pernah bertanya darimana kau mendapatkannya lengkap dengan lembut sinarnya di kala fajar teriknya tak tertahankan serta rona merah ketika kelelahan Aku tak pernah bertanya darimana kau mendapatkannya "Kupetik dari sebuah tempat, tempat paling indah di dunia" Ujarmu

Buku yang Aku Baca di Bulan Juni

Image
Tulisan ini terisnpirasi dari banyaknya temen-temen yang posting di blog masing-masing tentang buku apa yang dibaca selama bulan ini. Buat aku sih ini jadi motivasi untuk senantiasa membaca buku kemudian tak lupa berbagi kepada teman-teman lain tentang isi dari buku yang aku baca. Disertai review kecil-kecilan semoga membantu pembaca untuk mencari kisi-kisi tentang buku yang akan diincar atau malah jadi buku yang recommend buat dibaca. Nah berikut buku yang aku baca di bulan Juni, tentunya diluar buku teks yang dijadiin referensi skripsi. Disusun berdasarkan urutan waktu membacanya. Check this out! Ayahku (bukan) Pembohong Ini adalah novel tere-liye berikutnya yang membuat aku tertawa, terharu, menangis dan tergugu ketika membacanya. Adalah Dam, seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng oleh ayahnya. Dongeng-dongeng yang akhirnya membuat dia membenci ayahnya sendiri dan menganggap ayahnya pembohong. Inilah novel yang ngajarin aku banyak hal lewat do

gumaman mahasiswa tingkat akhir #4 (Arabiyyah vs Francais)

Image
Semester lalu, ketika saya masih sekamar kosan bersama anak Arab juga rasanya ga heran liat dia bikin skripsi dengan bahasa Arab, pake kamus Al-Munawwir atau Maktabah Syamilah. Karena kami memang satu jurusan, hanya saja dia ditakdirkan lulus lebih dulu kemudian nikah lebih dulu. :P Akhirnya saya punya rumit (pelesetan roommate :D) baru, bukan satu jurusan tapi masih anak bahasa sefakultas (FPBS). Bedanya dia jurusan bahasa Perancis dan satu angkatan di atas saya. Maka beginilah jadinya kalo lagi sama2 "nyekripsi"

gumaman mahasiswa tingkat akhir #3 (Membaca dan membaca)

Image
  Dimulai dari BAB I yang (dosen pembimbimbing saya yang merupakan seorang Profesor, berulang kali bilang) harus mencakup dua hal yaitu teori dan empiris. Teori didapat dari buku-buku kemudian bandingkan dengan kondisi di lapangan (empiris). Adakah hal yang tidak singkron dari dua hal tersebut? Jika ada hal yang tidak singkron berarti ada sesuatu yang salah. Apakah itu? Jelas tidak akan jauh dari unsur-unsur dalam pembelajaran baik itu gurunya, metodenya, bahan ajarnya dan sebagainya. Nah dari sinilah skripsi itu dimulai, dari ditemukannya sebuah masalah.

gumaman mahasiswa tingkat akhir #2 (Prokrastinasi)

Image
Adalah mengisi tinta printer, hal yang sebenarnya sederhana saja, tinggal keluarkan katrid dari printer kemudian suntikan refill tinta sesuai dengan petunjuk pemakaian di belakang kemasan refill tinta tersebut.  Masalah tinta yang luber hingga mengotori tangan (seperti terlihat di gambar) selama beberapa hari bisa jadi ini sudah menjadi makanan sehari2.  Tetapi apa jadinya jika mengisi tinta itu dilakukan tengah malam menjelang pagi karena baru selesai revisi dan besok pagi harus bimbingan?  Inilah kabar buruknya kawan, prokrastinasi masih saja mewarnai hari-hari kami sekalipun sudah berada di tingkat akhir :(

Aku Biru Lalu Kelabu

Image
Oleh: Nufira Stalwart Ketika mentari belumlah tenggelam di ujung lautan sana. Aku tahu kau akan duduk memeluk lutut atau berdiri dengan kepala tengadah dan tangan terentang. Tubuhmu oranye menyilaukan mataku karena bermandikan cahaya senja. Tak alfa hari ini kau pun ada di sana, begitu juga aku. Bedanya, jika kau memandang bola api yang merona di ufuk barat itu, aku disini tertegun setidaknya beberapa menit sampai gelap mulai merangkak, memandangimu. Bulan kini semakin jelas dan kita sama-sama bubar dari tempat itu, tanpa kau tahu dan tak perlu tahu keberadaanku. Sampai suatu hari entah dari mana keberanian itu mencuat tak tertahankan. Aku melangkahkan kaki ke arah kau biasa melakukan ritual senjamu, terkadang kuhentikan, ragu menjalari setiap inci langkahku. Tapi terus kulanjutkan, hingga aku merasa dentuman di dadaku kian memekakan. Puncaknya ketika aku ikut duduk di sampingmu. Tanpa sepatah kata sekalipun "Hai". Kita sama-sama tahu, tidak ingin saling menggan

gumaman mahasiswa tingkat akhir #1 (Kuliah dan Skripsi)

Image
Allah bersama mahasiswa tingkat akhir!  Terus kalo sama mahasiswa tingkat awal enggak?  Bukan seperti itu maksudnya kawan! Tapi...saya juga tidak mengerti maksud kalimat ini apa dan dari mana awal mula munculnya :D Yang pasti ada seorang teman saya yang pernah bilang ke saya suatu hari ketika saya masih SMA, dia bilang dia ga mau kuliah karena takut menghadapi skripsi ketika tingkat akhir.  Nah, seusia itu saja sudah bisa membayangkan betapa...skripsi ini...betapa "sesuatu banget".  Dan dengan entengnya saat itu saya bilang kurang lebih seperti ini "Segala sesuatu itu ada masanya, mungkin saat ini kita belum terbersit sedikitpun tentang bagaimana menyelesaikan skripsi atau TA, tapi kelak kita pasti tau ilmunya dan pengetahuan kita sudah memenuhi kapasitas untuk menulis skripsi itu melalui proses belajar bagaimana menyusunnya." (sebenarnya itu kalimat saya hari ini, tapi esensinya  kurang lebih seperti itu).  Nah akhirnya hal itu membawa saya untuk be

DUKA SEBENTUK LENGKUNG SENYUM

Image
Hari ini akan kutuntaskan janjiku. Ini juga akan menggenapkan usahaku untuk membahagiakanmu semampuku. Inilah yang akhirnya hanya bisa aku lakukan. Aku hanya bisa ikut berbahagia melihat kau bahagia, Tantri. Mentari nampak begitu terik pagi ini, menyentuh lembut dedaunan. Kilatan cahaya yang terpantul dari bulir-bulir embun di permukaan daun membuat cerah sekeliling. Sebelum akhirnya menguap ke udara bergumul dengan sejuk angin. Hari ini genap satu tahun aku kembali ke kampung, setahun terakhir aku habiskan di kota untuk menyelesaikan tugas akhir serta skripsi ku. Akhirnya hari ini datang juga, dulu aku mengira ini akan menjadi mimpi buruk bagiku, tapi ternyata hanya masalah waktu aku bisa menerima semua ini dengan hati yang lapang. Jam menunjukan pukul sepuluh, bergegas aku panaskan motorku sebelum kemudian meluncur menyusuri gang-gang yang dikelilingi pesawahan juga beberapa pemukiman penduduk sebelum akhirnya melewati jalan utama beraspal. Hari ini jelas spesial, ji

MIMPI PENULIS

Image
Kau tahu bukan apa cita-citaku? Apa impian terbesarku? Yah kau pasti tahu, karena kita telah berbincang tentang itu sejak lama. Benar, karena impian kita ternyata sama. Kita sama-sama ingin menjadi penulis. Penulis sukses yang karyanya berjejeran di etalase juga rak-rak toko buku, menghadiri berbagai undangan kepenulisan untuk membedah buku atau sekedar berbagi mengenai proses kreatif dalam menulis, menginspirasi banyak orang untuk berubah menjadi lebih baik, menghasilkan karya yang menghibur dan menemani para kutu buku yang bertebaran di perpustakaan dengan kacamata tebal. “Menulis itu ada tiga kuncinya, satu menulis, dua menulis, tiga menulis.” Ujarmu dengan senyum mengembang di ujung diskusi kepenulisan yang sering kita hadiri di pelataran Mesjid kampus ketika sore menjelang. Aku jelas lebih hafal dengan kalimat itu, bukankah kita selalu membahasnya di pertengahan malam hingga pagi menjelang dan kita meringkuk di bawah selimut yang sama. Karena sekali lagi kita ini s

Ibu, Ibu, Ibu, Ayah

Maafkan kesalahan mereka, seperti ibu dan ayah memaafkan kenakalanmu waktu kecil. Doakan selalu mereka, seperti ibu dan ayah yang tak pernah alfa menyebut namamu dalam sujud panjang tahajudnya. Dengarlah nasihat mereka, seperti ibu dan ayah yang mendengarkan keluh kesah juga keinginanmu. Hormati mereka berdua, seperti mereka yang senantiasa mementingkan urusanmu. Demikian Nabi perintahkan. Ibumu, Ibumu, Ibumu, Ayahmu. Karena merekalah menjadi sebab syurgamu atau nerakamu. Nursaadah Fitriani (Maret 2012) *Puisi ini diterbitkan di Majalah Elfata edisi 04 Volume 12