Posts

Showing posts from 2017

My Journal Collection

Image
When we translate an experience into language we essentially make the experience graspable. ( Dr. James  Pennebaker ) Kebiasaan saya menulis buku harian dimulai sejak SMP. Awalnya karena saya melihat teman-teman sepermainan pada punya diary, waktu itu saya menyebutnya diare XD Entah kenapa, saya tergila-gila dengan benda ini. Saya senang mengoleksinya terutama kalau gambarnya lucu-lucu. Saat itu saya mengisinya hanya sekadar untuk corat-coret nggak jelas, kadang menulis lirik lagu, quotes bahkan nama gebetan haha Semakin bertambahnya usia, saya masih terus merawat kebiasaan yang satu ini. Bedanya saya tidak lagi memilih buku yang lucu. Saya justru lebih senang menulis di buku yang biasa saja, kalau bisa malah kertas polos tanpa garis apapun. Lebih bagus lagi jika buku itu dibuat dari kertas yang sudah tidak terpakai kemudian saya bundel sendiri. Rasanya saya bisa menuangkan gagasan atau curhatan tanpa beban. Saat berbenah rumah, saya menemukan buku harian atau j

REVIEW: Bulan Merah (Kisah Para Pembawa Pesan Rahasia)

Image
Identitas Buku Judul: Bulan Merah Penulis: Gin Teguh Penerbit: Qanita (Mizan Group) Tahun Terbit: 2014 Jumlah halaman: 256 Halaman Novel ini bercerita tentang sekelompok anak muda yang berjuang untuk kemerdekaan lewat musik keroncong. Pertunjukan yang mereka lakukan bukanlah pertunjukan biasa karena selalu digelar tiba-tiba, pertunjukkan selalu disisipi lagu yang liriknya tak dikenal orang. Sebab sebenarnya ada lirik-lirik berisi pesan rahasia yang ingin disampaikan kepada para penerima.  Pesan-pesan rahasia itu kemudian akan berbalas dengan pesan-pesan rahasia lainnya. Semua terjadi begitu cepatnya. Harus cepat, sebelum patroli kolonial Belanda datang dan membubarkan pertunjukan.

Belajar tentang Gaya Hidup Minimalis dari 5 Youtubers Ini

Image
2017: Why more people are choosing a minimalist? Gaya hidup minimalis menjadi trend dan antitesis dari kehidupan konsumtif. Banyak orang yang memilih gaya hidup yang satu ini karena merasa less is more. Menjalani hidup dengan seminimal mungkin barang ternyata lebih membahagiakan. Sebab, kita memastikan bahwa barang yang kita miliki adalah barang yang memang kita butuhkan. Sejak membaca buku Marie Kondo, The Life Changing Magic of Tidying Up , saya terus mencari tahu tentang gaya hidup ini. Sambil terus mempraktikkan sedikit demi sedikit dalam kehidupan sehari-hari. Karena setiap hari saya kerap menghabiskan waktu di depan Youtube, bertemulah saya dengan channel Youtube yang banyak membahas tentang minimalism.

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Image
Get comfortable being uncomfortable. That's how you break the plateau and rich that next level. - Chalene Johnson Suatu hari, saya sempat melihat status blogger ternama meminta alamat blog untuk dikunjungi. Tapi beliau mensyaratkan blog yang sudah TLD. Karena dengan begitu katanya bisa dilihat keseriusannya dalam ngeblog. Saat berbincang dengan Icha Planifolia lewat telepon, kami berbincang banyak tentang blogging. Begitu juga dengan masalah TLD ini. Saya mengeluh bahwa saya sempet minder karena blog belum TLD. Kesimpulan simpel saya, TLD itu blog dengan belakangnya .com bukan blogspot atau wordpress seperti milik kami. Kami memang sama-sama sempet pengen migrasi ke .com, tapi untuk beberapa pertimbangan kami sama-sama mengurungkan niat. Ketakutan kami hanya satu, kalau lupa memperpanjang, halaman blog akan menghilang. Ini juga yang jadi pertanyaan saya selama ini. Kalau lupa perpanjang apakah bisa otomatis dikembalikan ke blogspot? Apakah posting

Recently Favorite: Mulai dari Yoga sampai Skincare

Image
Tulisan ini sebenarnya mengadaptasi jenis video yang biasa diunggah oleh para Youtuber, seperti Monthly Favorite, Summer Favorite untuk merangkum hal-hal yang digandrungi pada moment tersebut. Bisa berupa buku, beauty things, music, dsb. Kali ini saya mau nulis hal-hal yang lagi saya gandrungi secara random saja. Hal yang bikin saya harus menuliskanya karena ternyata hal-hal berikut ini banyak mengubah hidup saya. Source Yoga Pada awal tahun 2017 saya bikin resolusi yang sama seperti sebelumnya yaitu read more, write more and also exercise more. Nah untuk olahraga sebenarnya saya cuman punya alternatif lari di Gymnasium UPI setiap hari Minggu, tapi ternyata tak banyak waktu yang saya punya. Hidup saya hari ini hanya berpusar pada kantor-rumah-kantor-rumah lalu mudik ke rumah mertua saat weekend. Jadi saya coba cari-cari alternatif untuk bisa berolahraga di rumah dan ketemulah saya sama channel youtube nya Luisa Turnip . Jadi saya bisa praktik yoga di rumah setiap jam 6 pag

Menulis sebagai Passion, Pekerjaan atau Hobi?

Image
Dalam salah satu rapat karyawan di tempat saya bekerja, kami sempat berbincang tentang passion dan motivasi bekerja. Menggali faktor “why” ketika memilih sebuah pekerjaan. Muncullah bahasan bahwa dalam menentukan passion, kita harus memutuskan manakah hal yang memang benar-benar menjadi passion kita dan manakah hal yang mudah dilakukan. Jika saya berkaca pada diri sendiri, saya selalu yakin bahwa menulis adalah jalan hidup saya. Tetapi, setiap kali ditanya mau fokus di mana, saya masik suka bingung. Saat ini, setidaknya ada tiga hal yang masih saya jalani:

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Image
“ Creativity without discipline will struggle, creativity with discipline will succeed. ” ― Amit Kalantri, Wealth of Words Membuat postingan di blog, terlebih membuat postingan yang bagus, bukanlah perkara mudah. Seorang blogger harus bisa menangkap ide lalu menuangkannya ke dalam bentuk tulisan yang menarik. Tak selesai sampai di sana, sebelum di-posting, tulisan harus melewati proses editing, khawatir ada typo atau ada informasi yang keliru. Seorang blogger juga harus mencari gambar yang pas dengan isi tulisan. Dan yang lebih sulit dari itu semua adalah mengupayakan agar bisa konsisten ngeblog. Setidaknya itulah yang saya rasakan sependek pengalaman saya sebagai blogger. Dari segala tantangan yang dihadapi tentu ada banyak upaya yang bisa kita lakukan agar bisa terus konsisten ngeblog. Dan inilah 5 hal yang selalu saya coba agar bisa terus ngeblog: 1.       Bergabung dalam Komunitas Blogger Ada banyak komunitas blogger yang bisa ditemukan di sosial media. Saat in

Tetes Diorama Terakhir (Litera.co.id, 5 Juni 2017)

Image
Cerpen saya berjudul Tetes Diorama Terakhir dimuat di Litera.co.id, majalah online yang memuat berita dan tulisan sastra kontemporer. Cek tulisan selengkapnya di sini .

Cyberbullying: What I Hate From Internet

Image
Sumber Gambar Beberapa bulan terakhir, saya menemukan postingan dari beberapa Youtuber yang mengungkap tentang depression atau mental health mereka yang terganggu gara-gara popularitas mereka di internet. Sebut saja video yang diunggah oleh booktuber favorit saya: Katytastic dan Zoe . Barangkali kita akan berpikir betapa menyenangkannya menjadi mereka. Orang yang awalnya bukan siapa-siapa tiba-tiba terkenal, kemudian menjadi influencer dan bisa dengan mudah mendapatkan uang dari internet. Di saat kita hanya menjadi penonton, penikmat postingan-postingan mereka, mereka bisa ribuan langkah lebih maju bahkan mendapatkan penghasilan dari sana. Padahal kenyataannya tak semudah itu, mereka memulai dengan kerja keras dan penuh tekanan. Misal ketika stuck atau ketika memposting sesuatu yang justru membuat follower berkurang drastis, bahkan menuai komentar yang tidak diharapkan. Komentar yang dimaksud tidak melulu tentang komentar negatif. Tetapi juga misalnya yang diungkapkan Katyta

Seni Membuang Barang [Edisi Pakaian]

Image
Bagi penganut minimalist lifestyle, get rid of things adalah hal yang esensial. Bahkan dalam buku Marie Kondo berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up yang membahas tentang seni beres-beres dan merapikan ala Jepang, membuang barang adalah pintu pertama yang harus dilalui seseorang jika ingin membuat rumah terlihat rapi. Metode yang terdapat dalam buku ini pun menjamin orang yang melakukannya tidak akan kembali membuat rumah berantakan. Saya pikir, ini adalah sebuah ide yang masuk akal. Bayangkan ketika di dalam suatu ruangan terdapat kasur dan lemari saja, tentu ruangan tersebut akan terlihat lebih lengang dan rapi. Beda halnya ketika dipenuhi rak, baju menggantung di sana sini, barang-barang berserakan. Sekalipun disusun serapi mungkin, kesan berantakan dan sesak akan terlihat. Barangkali itu pula alasan sebagian besar orang minimalist begitu fanatik dengan warna tertentu misalnya warna netral (hitam, putih abu), tujuannya ya meminimalisisr kesemrawutan. Tapi, y

Ulang Tahun, Hari Buku Internasional dan Hadiah Buku

Image
23 April 2017... Saya tidak tahu, manakah yang lebih istimewa pada hari ini. Apakah karena hari ini saya berulang tahun, atau karena ini adalah hari buku sedunia ataukah karena pada hari ulang tahun saya ini,  saya mendapat kan hadiah buku? Seperti yang sempat saya sebutkan pada catatan tentang ulang tahun sebelumnya di sini , tak ada ritual khusus yang saya lakukan di hari ulang tahun. Tak ada perayaan apapun. Sebab seperti itulah yang saya jalani sejak saya mengenal kosa kata “ulang tahun”. Hari ini, genap usia saya 27 tahun. S aya hanya ingin menengok kembali hal apa yang telah saya lewati. Kemudian di titik mana saat ini saya berada. Tahun ini jelas berbeda, karena ini ulang tahun pertama yang saya lewati dengan status sebagai istri . Sesuatu yang mengubah hidup saya secara total. Saya mencoba beberapa kali menuliskan draft berisi cerita awal pernikahan yang saya jalani tetapi rasanya selalu tidak pas. Barangkali saya akan bercerita lain kali.

What I Talk About, When I Talk About Reading*

Image
You don't need to read more books, all you need is to be more wise. Damn, kenapa saya harus menemukan kalimat ini dalam salah satu video motivasi Revolution Hive ? Satu kalimat ini yang pada akhirnya sedikit banyak mengubah pola pikir saya tentang membaca.  Beberapa tahun yang lalu, saya sempat menjadi predator buku (bukan hanya kutu buku tapi predator). Saya mendedikasikan sebagian besar waktu saya untuk membaca buku, saya membaca buku di mana saja. Di perpustakaan, di atas tempat tidur, di toko buku hingga di dalam angkutan umum. Saya membaca semua genre buku yang bisa saya temukan.  Sampai akhirnya seseorang pernah berkata bahwa semakin banyak kita membaca, semakin sulit kita terhibur dengan bacaan. Saya mafhum dan sepakat. Karena saya yakin, semakin banyak saya membaca, bacaan saya semakin bertumbuh. 

Teman Seumur Hidup

Image
"Kamu sudah berhenti terlihat seperti alien dan menjadi penghuni bumi yang baik," kataku suatu hari. Kamu menyambut kalimatku dengan muram dan menganggap bahwa ini sebuah ejekan. Percayalah, bahwa ini sebuah pujian. Aku justru kagum dengan perkembanganmu yang melesat. Aku kerap bertanya-tanya buku apa yang kamu baca, dengan siapa kamu ngobrol dan pelajaran apa yang semesta berikan padamu ? Atau justru waktu itu memang sudah terlalu lama aku tidak menyapamu dan ada semacam sekat di antara kita, hingga kita kembali menjadi dua orang yang lupa cara mengenali satu sama lain. Lihatlah dirimu sekarang! Citra pemarah, heartless, selfish dan sporadis sudah lenyap dari pandanganku digantikan dengan sosok yang lebih kalem dan bijak. Apa karena kamu sering melontarkan kata-kata mutiara di dinding media sosialmu? Aku juga lebih sering mengingat kata-kata bijakmu ketimbang kata-katamu yang mudah menyakiti. Apa kamu ingat, beberapa tahun lalu aku mengadu padamu, meminta

Memulai Gaya Hidup Minimalis

Image
Saya sering mendengar jenis rumah bergaya minimalis, tetapi gaya hidup minimalis baru saya dengar saat menonton video Ariel Bissett, salah satu booktuber favorit saya yang berbincang te n tang minimalist book lover . Akhirnya saya penasaran dan menemukan channel youtube Jenny Mustard yang banyak membahas tentang gaya hidup minimalis. Sebenarnya, tidak ada penjelasan baku mengenai minimalist lifestyle. Tapi dari beberapa video yang saya tonton, saya menyimpulkan bahwa minimalist lifestyle adalah salah satu pola hidup yang membuat seseorang membatasi diri untuk membeli, memiliki atau mengonsumsi banyak hal. Terutama hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Tujuannya, bisa hidup lebih sehat dan bahagia. Intinya, kalau gaya hidup maksimalis (lawan minimalis) bisa membuatmu lebih bahagia ya tidak apa-apa.

Ketika Hujan Turun (Suara Pemred, 29 Januari 2017)

Image
Oleh: Nufira S. Entah kapan terakhir kali Masni jatuh demikian lelap dalam tidurnya seperti kali ini. Dia bermimpi kedua anaknya dibawa pergi oleh seseorang dan menghilang di balik kabut asap. Tangan kiri Masni mendekap erat anak ketiganya yang belum genap enam bulan, mengerang di pangkuannya. Sedang tangan satunya lagi menggapai-gapai meraih bayangan dua anaknya yang terus berjalan ditelan pekatnya asap, namun yang dia dapatkan hanya kekosongan. Begitu pula saat ia terjaga, sambil mengerejapkan mata, kedua tangannya serta merta menggapai-gapai mencari ketiga anaknya yang biasa tidur di sekitarnya. Anak paling bungsu, menempel rapat di pelukannya, sedang dua anaknya yang lain tidak ada di sana. Masni tersengat. Orang pertama yang harus dicari Masni adalah suaminya sendiri. Tanpa perlu susah payah dicari, Masni melihat lelakinya itu tengah duduk menekuk kepalanya sambil memeluk lutut di seberang kamar. Masni bangkit seketika, menghambur ke arah suaminya lalu mengguncang-guncan

Mengenang Masa Kecil di Gununghalu

Image
  Berbicara tentang kampung halaman, tentu saya tidak akan lepas dari masa kecil dan masa-masa sekolah. Sebab setelah melewati masa sekolah saya memutuskan untuk kuliah dan kerja di tempat yang berbeda dan belum berencana untuk kembali lalu menetap di kampung halaman saya, Gununghalu. Kampung halaman yang saya kunjungi sesekali itu bisa dikatakan terletak di ujung dunia bahkan dahulu tidak tercantum dalam peta. Setiap kali ditanya Gununghalu itu di mana, saya selalu bilang Kab. Bandung Barat. Karena mendengar kata Bandung, biasanya orang ber - oooh panjang sambil berujar, "deket atuh." Padahal butuh waktu setidaknya empat jam perjalanan dengan menggunakan elf atau bis Jembar Sari, dua angkutan khas yang melayani rute Bunijaya-Ciroyom dan sebaliknya . Ingatan tertua saya tentang kampung halaman adalah tentang sebuah sekolah dasar yang jaraknya sekitar 5km dari tempat saya tinggal. Setiap hari, kami harus melakukan perjalanan pulang pergi dengan berjalan kaki. S

Surat-surat kepada D

Image
D, Apakah kamu pernah mengalami bagaimana rasanya dibela? Ada seseorang yang bersedia membelamu apapun posisimu. Aku pernah. Hanya ada satu orang dari tujuh milyar manusia di dunia ini yang pernah mengatakannya. Bahkan tanpa dia tahu bagaimana posisiku. Suatu hari dia membuktikannya. Saat itu semua orang tentu akan mencaci maki atau setidaknya mundur teratur jika mengetahui apa yang sesungguhnya aku lakukan. Tetapi dia tidak melakukannya. Dia tetap menganggap hal yang aku lakukan sangatlah manusiawi. Sebuah kesalahan hanya akan menunjukkan sisi manusiawi seseorang. Dia menyebutnya sisi manusiawi, bukan sisi binatang atau setan dalam diriku. D, Apakah kamu pernah menemukan seseorang yang bersyukur karena mengenalmu. Aku pernah. Hanya satu kali ada orang yang bilang kalau dia merasa bersyukur kepada Tuhan karena menciptakan aku dan mempertemukanku dengannya. Kau tahu, D, aku kerap iri dengan orang yang memiliki pasangan yang baik dan bersyukur dengan pasangan yang dia pun

What I Talk About When I Talk About Myself*

Image
Just remember, someone loves everything you hate about yourself. -Frank Ocean Atau justru sebaliknya? Somebody out there hate s about everything you love about yourself. D alam berinteraksi sosial, sering kali saya mengalami silang pendapat atau berada dalam kondisi tidak nyaman dengan seseorang. Padahal sebagai seseorang yang mengaku orang plegmatis, saya sangat menghindari konflik sekecil apapun. Saya lebih memilih duduk di bangku belakang, sibuk dengan diri sendiri atau sibuk mengamati orang lain.

Kepada Perempuan yang Menyimpan Kotak Luka di Sudut Hatinya

Image
Perempuan... Telah lama aku mengetahui, di salah satu sudut hatimu, kau menyimpan sebuah kotak ingatan, akumulasi dari semua air mata yang kau sembunyikan. Kau menyimpannya begitu rapat, bahkan tak teraba pun tak terlihat. Kau memoles senyuman dan kebahagiaan palsu di wajahmu, untuk menyembunyikan sesungguhnya kau bukanlah dirimu seutuhnya. Kau menyingkirkan semua rekaman kesedihan dan mencerabut sebagian dari dirimu lalu menyimpannya pada sebuah kotak teraman di dunia. Perempuan... Kau telah mencecap rupa-rupa nestapa. Serupa perasaan direndahkan, ditinggalkan, atau penghianatan. Ketika kau menyaksikan dirimu bisa berdiri setegap ini, ada rasa tak percaya merambati. Kau tahu persis, ketika wajahmu menunduk, akan selalu ada satu dua titik air menyeruak dari sudut matamu. Itu sebabnya kau selalu mengangkat wajahmu tinggi-tinggi ke arah langit. Kau mencari kekuatan di sana.

However Clumsy, It’s My Life

Image
Saat masih duduk di bangku sekolah, saya termasuk tipikal siswa study oriented, pejuang ranking dan anti nyontek. Kalau mengingat-ingat masa itu, saya kerap pengen ketawa sendiri, bahkan saya tumbuh menjadi anak SD yang pelit ngasih s ontekan pada teman sebangku. Saya bukan tipikal anak yang mengedepankan solid a ritas untuk sesuatu yang sifatnya formalitas. Terlihat kaku dan tidak menyenangkan untuk dijadikan teman. Saat SMA saya pernah diajari bibi saya bagaimana cara menyontek yang baik dan benar hahah... Jika umumnya orang membuat sontekan di secuil kertas , bibi saya menyarankan untuk menuliskan rumus di selembar kertas, lalu melipatnya hingga menyerupai tangga atau seperti hendak membuat origami kipas. Nah dengan lipatan seperti itu, memungkinkan saya untuk mempersempit ruang karena saya tidak perlu membentangkan kertas, tapi cukup membuka lipatan itu satu persatu sampai saya menemukan jawaban yang saya cari. Saya sering membuat kumpulan rumus atau rangkuman sesua

Dua Jenis Film Adaptasi

Image
  “ Don’t judge the book by its movie. ” Sebuah ungkapan yang tak mudah untuk diaplikasikan. Bagaimana mungkin kita tidak membandingkan cerita yang kita imajinasikan dalam novel dengan cerita yang divisualkan dalam sebuah film? Tentu saja celetukan semacam “Kok beda ya sama novelnya?” atau “Lebih rame filmnya.” sering terdengar usai menonton film yang diadaptasi dari novel. Tak sedikit juga yang merasa kecewa setelah seseorang menonton film dari novel favoritnya. Padahal, tentu saja yang paling menunggu film adaptasi itu kebanyakan adalah penyuka novelnya. Hal ini juga penyebab sebuah film adaptasi tak pernah sepi peminat. Sebab biasanya novel yang difilmkan adalah novel yang sukses di pasaran dan membuat orang penasaran. Film adaptasi juga telah memiliki pasar sendiri yaitu para pecinta novelnya yang menunggu film adaptasi tersebut. Sekalipun biasanya mereka yang paling sering dikecewakan.

Catatan Kecil tentang Pertemuan [3]

Image
  S ebelum menuliskan catatan ketiga, saya sempat menengok kembali tulisan saya yang pertama dan kedua perihal pertemuan kami. Sengaja tidak dilanjutkan karena rasanya agak konyol menulis hal semacam itu di blog. Lagi pula, tulisan galau di blog ini sebagian besar berisi tentang cerita kami. Tapi ternyata cerita ini harus berlanjut untuk memenuhi tantangan menulis hari keempat dengan tema perjumpaan pertama dengan si dia. Dalam catatan pertama dan kedua saya menuliskan pertemuan pertama kami setelah 10 tahun tidak berjumpa. Kali ini saya akan bercerita secara singkat tentang pertemuan pertama kami. 

Sebuah Upaya Menghindari Long-Term Procrastination

Image
“If you want something you've never had , You must be willing to do something you've never done.” - Thomas Jefferson Beberapa waktu yang lalu saya nonton salah satu video TED Talks tentang prokrastinasi (kebiasaan menunda-nunda pekerjaan). Menurut si pembicara, ternyata ada dua jenis prokrastinasi. Pertama, ketika kita punya deadline, lalu kita menunda-nunda pekerjaan, sampai akhirnya menjelang deadline kita panik dan mengerahkan seluruh energi untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Padahal seharusnya pekerjaan itu bisa dicicil jauh-jauh hari. Nah, ada jenis prokrastinasi kedua, misalnya kita ingin memulai bisnis, pengen jadi musisi atau pengen jadi penulis. Jika tanpa deadline yang jelas, tanpa tindakan nyata, jika bukan karena ada momentum yang tiba-tiba menggerakkan mungkin kita nggak akan pernah sampai pada tujuan itu. Dan inilah yang disebut long-term kind of procrastination. Diam-diam, mengendap-endap dan nggak kerasa tiba-tiba udah 2017 dan kita belum kema

Kejadian Hari Ini Bikin Saya Histeris

Image
Teman baik saya pernah membuat sebuah tulisan di blognya . Dia menganalogikan, jika dirinya adalah ombak yang bergulung-gulung, maka saya adalah danau yang tenang. Dia begitu ekspresif saat bercerita, sedangkan saya cenderung kalem dan tidak meledak-ledak seperti dirinya. Jadi sebenarnya tak banyak yang bisa bikin saya histeris, teriak-teriak, loncat-loncat apalagi salto karena kesenengan . Tapi tetap saja, danau yang tenang itu sesekali kena riak gelombang. Inilah 3 hal yang bisa bikin saya histeris. 1. Nyemplung ke air Dua minggu yang lalu, ada acara jalan-jalan ke pantai dari kantor. Dengan wawaniannya, saya yang nggak bisa renang ini ikutan body rafting di salah satu lokasi wisata. Body rafting ini intinya ngambang pake pelampung di sungai yang dalamnya 8-10m. Saya sempet jadi bahan tertawaan karena saya histeris ketika kaki nggak ada pijakan dan lagi saya susah napas. Untungnya pemandunya baik dan mau nolongin sampai akhirnya saya tenang dan bisa menyelesaikan r

Seperti Apa Pasangan Idamanmu?

Image
Jika pertanyaan ini dilontarkan saat usia saya masih remaja, tentu jawabannya akan berderet seperti list belanjaan bulanan. Semua kualifikasi dari mulai fisik, materi, filosofi, idealisme, kultur dan berbagai tuntutan tidak tahu diri lainnya. Beranjak dewasa, tepatnya setelah lulus kuliah, saya mulai agak sadar bahwa saya tidak akan mendapatkan semua hal yang saya inginkan. Bukannya saya tidak menemukan orang dengan kualifikasi idaman. Tetapi kesadaran saya tentang diri sendiri mulai terbangun. Memandang sosok idaman itu seperti halnya memandang matahari, jangankan punya keinginan untuk mengejarnya, bahkan mata saya tak sanggup menantang sorotan cahayanya. Akhirnya saya mulai merangkum dua hal dari kriteria pasangan idaman. Cukup dua hal saja saya pikir tidak akan sulit mencarinya. Pertama, penyuka seni. Kedua, humoris. Apakah ini terdengar muluk-muluk?