Posts

Showing posts from 2016

5 Akun #Bookstagram Wajib Follow

Image
Sebelumnya saya pernah membuat list channel #booktubers yang saya suka. Nah, kali ini ada 5 bookstagrammers yang saya rekomendasikan untuk di-follow. Singkatnya, bookstagram adalah komunitas pengguna instagram yang feed-nya dipenuhi buku. Ini bukanlah komunitas resmi karena hanya dengan mencari lewat hashtag #bookstagram #booklover #bibliophile dsb., kita bisa langsung liat foto-foto seputar buku. Sebenarnya ada banyak akun bookstagram yang saya follow. Memang nggak ada aturan baku tentang foto yang harus di-upload, tapi sebagian besar feed mereka berisi buku, sekalipun nggak sedikit juga yang meng-upload foto selfie atau yang lainnya. Karir saya sebagai bookstagramer (Uhuk) memang barulah sepenanakan nasi. Feed saya cenderung random tetapi 80% buku, sisanya selfie karena nggak tahu mau posting apa lagi. Gara-gara kerjaan saya mainannya di Facebook sama Instagram, saya jadi sering stalking akun instagram orang terutama akun bisnis, dan feednya keren-keren. Akhirnya kepikir

Teruntuk Kawan-kawanku, Kampus Fiksi 10

Image
2 tahun telah berlalu sejak pertemuan kita digelar. Kalian apa kabar? Kalian sedang membaca buku apa? Menulis apa? Lama sekali kita tidak berbincang seru. Sekarang, tentu saja kita sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Kini aku hanya bisa diam-diam mengamati kalian lewat sosial media. Senang rasanya melihat ada salah satu di antara kita yang sudah berkeluarga, ada yang sudah menerbitkan novel, ada yang sudah wisuda lalu bekerja sebagai wartawan, banyak juga yang disibukkan dengan kuliah atau pekerjaan. Khusus untuk hari ini, mari rehat  sejenak. Sekadar mengulang rekaman ingatan tentang hal yang pernah kita lewati bersama. 2 tahun yang lalu, tepat di hari ini kita bertemu. Aku selalu mengandaikan, mungkinkah suatu saat nanti kita akan bertemu dan berkumpul kembali lengkap 20 orang? Rasanya akan sangat sulit. Mengingat hal itu, tiba-tiba aku merasa sedih. Sebab itu artinya pertemuan 2 tahun yang lalu adalah pertemuan pertama sekaligus pertemuan t

[REVIEW] Panduan Diet untuk Orang Bergolongan Darah B

Image
Sebenarnya, saya memiliki buku ini sudah sejak lama. Waktu itu saya mengikuti sebuah acara kepenulisan dan dapet oleh-oleh 50 buah buku. Isinya buku-buku nonfiksi, sebagian besarnya buku agama dan how to. Buku-buku itu banyak yang masih disegel karena belum sempat dibaca. Kalau ada teman yang bertandang ke kosan dan tertarik dengan salah satu dari buku-buku itu, selalu saya biarkan dia membawanya pulang daripada saya numpuk buku dan nggak dibaca. Semalam, saat berbincang random dengan seorang teman, sampailah kami pada pembahasan tentang kesehatan, diet dan olahraga. Saya teringat ada satu buku yang membahas tentang diet berdasarkan golongan darah. Dan kerennya, pas banget ngebahas diet untuk golongan darah saya, yaitu B. Karena lumayan tipis, saya pun menyelesaikannya dalam waktu singkat.

I Know Exactly Where My Happiness Could Be Found

Image
Pagi ini, sesaat sebelum membuat tulisan ini, saya menghabiskan quota internet midnight dengan menonton vlogs beberapa Booktuber di Youtube. Hal yang saya tonton memang tidak ada hubungannya dengan apa yang kemudian muncul di kepala saya. Booktuber itu membahas buku yang baru mereka dapatkan, membuat review buku dan vlogs kegiatan sehari-hari yang banyaknya haha hihi depan kamera. Tapi anehnya, saya selalu membuka kembali Youtube dan menonton video mereka yang kadang serius kadang konyol. Kadang berbobot kadang cuman gitu doang. Sekalipun begitu, saya selalu suka dan kembali membuka Youtube untuk menonton mereka bahkan saya download dan memenuhi hardisk laptop. Oya, ada satu Booktuber yang videonya sering muncul, yaitu Jesse The Reader. Ini salah satu Booktuber yang pernah saya sebut sebagai Top 5 Booktuber di tulisan sebelumnya. Ternyata dia memposting tiga video setiap minggunya. Hal yang kemudian menimbulkan letupan kecil di kepala saya. Mereka memang memposting hal keren a

My Top 5 Favorite Booktuber

Image
Sejak sekitar dua tahun yang lalu, hardisk laptop saya penuh dengan video-video para Youtuber, terutama Booktuber. Booktuber ini bisa dikatakan istilah buat nyebut orang-orang yang ngomongin buku di Youtube. Awalnya saya mencari video tentang Nanowrimo atau National Novel Writing Month (sekitar tahun 2013 saya pernah ikutan Nanowrimo dan tembus 50.000 kata, novelnya belum tersentuh sampai sekarang, OOT). Selama ngikutin Nanowrimo, kerjaan saya hanya berkutat pada kegiatan menulis, riset dan nontonin video tentang menulis. Itulah kali pertama saya nemu channel Katytastic. Setelah itu bisa dibilang saya ngaddict Youtube. Rasanya aneh kalo dalam seminggu nggak buka Youtube. Yang saya ikuti sebenarnya hanya booktuber dan video cover, baru kesini-sininya saya banyak subscribe Foodtuber, terutama yang membahas seputar Korea seperti Cory & Merie .

Murjangkung, Cerita yang Menghibur

Image
Ini perkenalan kedua saya dengan buku A.S. Laksana, tetapi ini kumcer pertama yang saya baca, sebab sebelumnya saya membaca buku nonfiksi beliau yang mengupas tentang menulis. S aya juga membaca beberapa cerpen A.S. Laksana yang bertebaran di media. Setelah membaca cerpen-cerpennya, saya mafhum kenapa banyak cerpenis muda yang menjadikan beliau kiblat dalam menulis. Saat membaca Murjangkung , saya banyak berpikir tentang apa faedah sebuah cerita, baik itu cerita yang panjang ataupun yang pendek. Satu-satunya jawaban yang muncul dari pikiran dangkal saya sebagai pembaca awam adalah bahwa cerita dibuat untuk menghibur. Saya tidak ingin jauh-jauh berharap apakah sebuah cerita penuh dengan nilai filosofis yang akan mendongkrak kesadaran saya dan mengubah hidup saya. Menghibur pun sudah cukup. Sekalipun konon, semakin banyak buku yang kita baca, maka akan semakin kesulitan menikmati cerita. Jadi, menghibur saja sudah lebih dari cukup bagi saya. Dan saya bersyukur masih bisa

Seperti Apakah Saya Sepuluh Tahun ke Depan?

Image
If you want something you never had, you have to do something you've never done. — Thomas Jefferson Dalam bincang buku yang diadakan di Kineruku seminggu yang lalu, ada yang bertanya mengenai nasib Raden Mandasia sepuluh tahun ke depan. Apakah ada rencana diterbitkan di luar ataukah akan ada Raden Mandasia 2 dan 3 yang tentu saja akan sangat tidak lucu. Ya, harapan-harapan semacam diterbitkan di luar diakui penulisnya memang ada. Lalu, saya bertanya tentang diri saya sendiri, seperti apakah saya sepuluh tahun mendatang? Sepuluh tahun mendatang saya berusia 36, itu sudah jelas. Mungkin sudah menikah dan memiliki anak, itupun jika ada yang sudi menjadikan perempuan aneh macam saya menjadi istrinya. T entu saja selain itu saya memiliki impian muluk-muluk semacam: menghatamkan buku-buku Murakami, Marquez, dan kanon-kanon kesusastraan dunia lainnya. Lalu, menulis beberapa cerpen yang dimuat di media dan dikumpulkan dalam antologi.   Kemudian, menerjemahkan beb

Catatan Kecil tentang Pertemuan [2]

Image
“ Badanmu nggak nambah tinggi. ” Itulah kalimat pertama yang dilontarkan lelaki itu kepada saya dalam pertemuan pertama kami setelah sebelas tahun tak berjumpa. Bayangkan! Sebelas tahun! Tidak adakah kata yang lebih romantis dan puitis semacam ungkapan kerinduan dan sejenisnya? Kenapa hal pertama yang muncul malah komentar tentang tinggi badan saya yang entah tersumbat apa tak pernah bertambah sejak sekolah menengah pertama? Saya tahu dia sedang bercanda, sebab setelahnya dia terbahak . S aya pun menamparkan tangan ke pundaknya. Barulah beberapa hari kemudian dia mengungkapkan perasaan bangganya pada diri sendiri sebab pada pertemuan pertama kami dia bisa membuka percakapan dengan kalimat paling jenius. Jenius sebab kami sama-sama menunggu kalimat apa yang akan muncul setelah sebelas tahun nggak bertemu, kemudian kalimat itu akhirnya sama-sama membuat kami cair dan perasaan canggung berlalu begitu saja. “ Setelah sebelas tahun nggak ketemu, kenapa kamu tambah gan

Resolusi 2016

Image
Setelah berkutat dengan resolusi 2016, menuliskannya, lalu merombak ulang berkali-kali. Saya akhirnya muak dengan semuanya. Jengah dengan segala target yang saya buat, lelah dengan kenyataan akhir tahun tanpa pencapaian-pencapaian yang berarti, dan bosan dengan rutinitas yang melulu begitu. Akhirnya saya mengenyahkan semuanya. Saya putuskan bahwa tahun ini tidak ada resolusi. Saya akan membaca buku apapun yang ingin saya baca, terlepas apakah itu teenlit, fantasi, sastra, sejarah atau membaca ulang buku-buku lama. Saya akan membaca buku kapanpun saya mau membaca. Saya tidak ingin membebani diri dengan target membaca. Sengaja saya pasang angka di Goodreads Challenge serasional mungkin (24 buku dalam setahun), ini bukan lagi challenge sebab saya yakin bisa membaca lebih banyak dari itu. Dua tahun terakhir saja saya bisa membaca lebih dari 40 buku. Tentu saja angka 24 ini adalah kelonggaran yang saya berikan pada diri sendiri.

[Komunitas] Tabrak Warna: Menolak Tua*

Image
" We don’t stop playing because we grow old; we grow old because we stop playing. " –George Bernard Shaw             Apa sih yang kebayang ketika mendengar kata “mewarnai”? Kerjaan anak TK atau SD? Memang benar sih, mewarnai adalah salah satu aktivitas menyenangkan yang dilakukan pada masa kecil. Tetapi, saat ini mewarnai juga aktivitas milik orang dewasa. Main-main deh ke toko buku, udah banyak banget buku coloring for adults dan laris banget. Pertama kali saya penasaran dengan dunia coloring itu saat melihat salah satu adegan dalam drama korea Producer, IU mewarnai sambil menunggu telpon. Saya kaget. Eh kok ada buku mewarnai gitu? Setelahnya, karena saya juga jualan buku, sempet ada promo coloring book for adults . Saat itu cuman kepikiran buat jualan aja, belum tertarik beli. Sampai akhirnya disodorin coloring book My Own World lah sama temen. Karena bukunya udah ada, jadi mau nggak mau harus nyari alat buat mewarnainya. Sedangkan saya nggak akr

Catatan Kecil tentang Pertemuan

Image
“Berapa tahun kita nggak ketemu?” tanya lelaki itu suatu hari. Pertanyaan ini terlontar lewat pesan singkat yang dia kirimkan. Pesan singkat yang saya maksud adalah SMS, bukan lewat WA, BBM dan sejenisnya. “Sepuluh tahun, mungkin,” jawab saya ragu, sambil menghitung jari, sudah berapa tahun kami lulus sekolah menengah. Selepas lulus SMP, kami memang tidak pernah bertemu, baik sengaja ataupun tidak. “Seandainya kita ketemu di jalan, apa kamu masih akan mengenaliku?” “Entahlah!” jawab saya. Saya memang tidak begitu yakin apa saya masih akan mengenalinya atau tidak. Sepanjang sepuluh tahun ini, bayangan yang muncul dalam benak saya ketika mengingatnya tak lebih hanya sebatas bayangan seorang bocah belasan tahun. Foto yang sempat dia pasang di profil facebook bahkan tak pernah bisa menggantikan bayangan purba itu. “Kita sering bertukar kabar, kan nggak lucu saat kita berpapasan di suatu tempat, kita tidak saling menyapa karena merasa nggak kenal,” lanjutnya kemudian. “A