Posts

Showing posts from January, 2016

Resolusi 2016

Image
Setelah berkutat dengan resolusi 2016, menuliskannya, lalu merombak ulang berkali-kali. Saya akhirnya muak dengan semuanya. Jengah dengan segala target yang saya buat, lelah dengan kenyataan akhir tahun tanpa pencapaian-pencapaian yang berarti, dan bosan dengan rutinitas yang melulu begitu. Akhirnya saya mengenyahkan semuanya. Saya putuskan bahwa tahun ini tidak ada resolusi. Saya akan membaca buku apapun yang ingin saya baca, terlepas apakah itu teenlit, fantasi, sastra, sejarah atau membaca ulang buku-buku lama. Saya akan membaca buku kapanpun saya mau membaca. Saya tidak ingin membebani diri dengan target membaca. Sengaja saya pasang angka di Goodreads Challenge serasional mungkin (24 buku dalam setahun), ini bukan lagi challenge sebab saya yakin bisa membaca lebih banyak dari itu. Dua tahun terakhir saja saya bisa membaca lebih dari 40 buku. Tentu saja angka 24 ini adalah kelonggaran yang saya berikan pada diri sendiri.

[Komunitas] Tabrak Warna: Menolak Tua*

Image
" We don’t stop playing because we grow old; we grow old because we stop playing. " –George Bernard Shaw             Apa sih yang kebayang ketika mendengar kata “mewarnai”? Kerjaan anak TK atau SD? Memang benar sih, mewarnai adalah salah satu aktivitas menyenangkan yang dilakukan pada masa kecil. Tetapi, saat ini mewarnai juga aktivitas milik orang dewasa. Main-main deh ke toko buku, udah banyak banget buku coloring for adults dan laris banget. Pertama kali saya penasaran dengan dunia coloring itu saat melihat salah satu adegan dalam drama korea Producer, IU mewarnai sambil menunggu telpon. Saya kaget. Eh kok ada buku mewarnai gitu? Setelahnya, karena saya juga jualan buku, sempet ada promo coloring book for adults . Saat itu cuman kepikiran buat jualan aja, belum tertarik beli. Sampai akhirnya disodorin coloring book My Own World lah sama temen. Karena bukunya udah ada, jadi mau nggak mau harus nyari alat buat mewarnainya. Sedangkan saya nggak akr

Catatan Kecil tentang Pertemuan

Image
“Berapa tahun kita nggak ketemu?” tanya lelaki itu suatu hari. Pertanyaan ini terlontar lewat pesan singkat yang dia kirimkan. Pesan singkat yang saya maksud adalah SMS, bukan lewat WA, BBM dan sejenisnya. “Sepuluh tahun, mungkin,” jawab saya ragu, sambil menghitung jari, sudah berapa tahun kami lulus sekolah menengah. Selepas lulus SMP, kami memang tidak pernah bertemu, baik sengaja ataupun tidak. “Seandainya kita ketemu di jalan, apa kamu masih akan mengenaliku?” “Entahlah!” jawab saya. Saya memang tidak begitu yakin apa saya masih akan mengenalinya atau tidak. Sepanjang sepuluh tahun ini, bayangan yang muncul dalam benak saya ketika mengingatnya tak lebih hanya sebatas bayangan seorang bocah belasan tahun. Foto yang sempat dia pasang di profil facebook bahkan tak pernah bisa menggantikan bayangan purba itu. “Kita sering bertukar kabar, kan nggak lucu saat kita berpapasan di suatu tempat, kita tidak saling menyapa karena merasa nggak kenal,” lanjutnya kemudian. “A