Posts

Showing posts from January, 2017

Ketika Hujan Turun (Suara Pemred, 29 Januari 2017)

Image
Oleh: Nufira S. Entah kapan terakhir kali Masni jatuh demikian lelap dalam tidurnya seperti kali ini. Dia bermimpi kedua anaknya dibawa pergi oleh seseorang dan menghilang di balik kabut asap. Tangan kiri Masni mendekap erat anak ketiganya yang belum genap enam bulan, mengerang di pangkuannya. Sedang tangan satunya lagi menggapai-gapai meraih bayangan dua anaknya yang terus berjalan ditelan pekatnya asap, namun yang dia dapatkan hanya kekosongan. Begitu pula saat ia terjaga, sambil mengerejapkan mata, kedua tangannya serta merta menggapai-gapai mencari ketiga anaknya yang biasa tidur di sekitarnya. Anak paling bungsu, menempel rapat di pelukannya, sedang dua anaknya yang lain tidak ada di sana. Masni tersengat. Orang pertama yang harus dicari Masni adalah suaminya sendiri. Tanpa perlu susah payah dicari, Masni melihat lelakinya itu tengah duduk menekuk kepalanya sambil memeluk lutut di seberang kamar. Masni bangkit seketika, menghambur ke arah suaminya lalu mengguncang-guncan

Mengenang Masa Kecil di Gununghalu

Image
  Berbicara tentang kampung halaman, tentu saya tidak akan lepas dari masa kecil dan masa-masa sekolah. Sebab setelah melewati masa sekolah saya memutuskan untuk kuliah dan kerja di tempat yang berbeda dan belum berencana untuk kembali lalu menetap di kampung halaman saya, Gununghalu. Kampung halaman yang saya kunjungi sesekali itu bisa dikatakan terletak di ujung dunia bahkan dahulu tidak tercantum dalam peta. Setiap kali ditanya Gununghalu itu di mana, saya selalu bilang Kab. Bandung Barat. Karena mendengar kata Bandung, biasanya orang ber - oooh panjang sambil berujar, "deket atuh." Padahal butuh waktu setidaknya empat jam perjalanan dengan menggunakan elf atau bis Jembar Sari, dua angkutan khas yang melayani rute Bunijaya-Ciroyom dan sebaliknya . Ingatan tertua saya tentang kampung halaman adalah tentang sebuah sekolah dasar yang jaraknya sekitar 5km dari tempat saya tinggal. Setiap hari, kami harus melakukan perjalanan pulang pergi dengan berjalan kaki. S

Surat-surat kepada D

Image
D, Apakah kamu pernah mengalami bagaimana rasanya dibela? Ada seseorang yang bersedia membelamu apapun posisimu. Aku pernah. Hanya ada satu orang dari tujuh milyar manusia di dunia ini yang pernah mengatakannya. Bahkan tanpa dia tahu bagaimana posisiku. Suatu hari dia membuktikannya. Saat itu semua orang tentu akan mencaci maki atau setidaknya mundur teratur jika mengetahui apa yang sesungguhnya aku lakukan. Tetapi dia tidak melakukannya. Dia tetap menganggap hal yang aku lakukan sangatlah manusiawi. Sebuah kesalahan hanya akan menunjukkan sisi manusiawi seseorang. Dia menyebutnya sisi manusiawi, bukan sisi binatang atau setan dalam diriku. D, Apakah kamu pernah menemukan seseorang yang bersyukur karena mengenalmu. Aku pernah. Hanya satu kali ada orang yang bilang kalau dia merasa bersyukur kepada Tuhan karena menciptakan aku dan mempertemukanku dengannya. Kau tahu, D, aku kerap iri dengan orang yang memiliki pasangan yang baik dan bersyukur dengan pasangan yang dia pun

What I Talk About When I Talk About Myself*

Image
Just remember, someone loves everything you hate about yourself. -Frank Ocean Atau justru sebaliknya? Somebody out there hate s about everything you love about yourself. D alam berinteraksi sosial, sering kali saya mengalami silang pendapat atau berada dalam kondisi tidak nyaman dengan seseorang. Padahal sebagai seseorang yang mengaku orang plegmatis, saya sangat menghindari konflik sekecil apapun. Saya lebih memilih duduk di bangku belakang, sibuk dengan diri sendiri atau sibuk mengamati orang lain.

Kepada Perempuan yang Menyimpan Kotak Luka di Sudut Hatinya

Image
Perempuan... Telah lama aku mengetahui, di salah satu sudut hatimu, kau menyimpan sebuah kotak ingatan, akumulasi dari semua air mata yang kau sembunyikan. Kau menyimpannya begitu rapat, bahkan tak teraba pun tak terlihat. Kau memoles senyuman dan kebahagiaan palsu di wajahmu, untuk menyembunyikan sesungguhnya kau bukanlah dirimu seutuhnya. Kau menyingkirkan semua rekaman kesedihan dan mencerabut sebagian dari dirimu lalu menyimpannya pada sebuah kotak teraman di dunia. Perempuan... Kau telah mencecap rupa-rupa nestapa. Serupa perasaan direndahkan, ditinggalkan, atau penghianatan. Ketika kau menyaksikan dirimu bisa berdiri setegap ini, ada rasa tak percaya merambati. Kau tahu persis, ketika wajahmu menunduk, akan selalu ada satu dua titik air menyeruak dari sudut matamu. Itu sebabnya kau selalu mengangkat wajahmu tinggi-tinggi ke arah langit. Kau mencari kekuatan di sana.

However Clumsy, It’s My Life

Image
Saat masih duduk di bangku sekolah, saya termasuk tipikal siswa study oriented, pejuang ranking dan anti nyontek. Kalau mengingat-ingat masa itu, saya kerap pengen ketawa sendiri, bahkan saya tumbuh menjadi anak SD yang pelit ngasih s ontekan pada teman sebangku. Saya bukan tipikal anak yang mengedepankan solid a ritas untuk sesuatu yang sifatnya formalitas. Terlihat kaku dan tidak menyenangkan untuk dijadikan teman. Saat SMA saya pernah diajari bibi saya bagaimana cara menyontek yang baik dan benar hahah... Jika umumnya orang membuat sontekan di secuil kertas , bibi saya menyarankan untuk menuliskan rumus di selembar kertas, lalu melipatnya hingga menyerupai tangga atau seperti hendak membuat origami kipas. Nah dengan lipatan seperti itu, memungkinkan saya untuk mempersempit ruang karena saya tidak perlu membentangkan kertas, tapi cukup membuka lipatan itu satu persatu sampai saya menemukan jawaban yang saya cari. Saya sering membuat kumpulan rumus atau rangkuman sesua

Dua Jenis Film Adaptasi

Image
  “ Don’t judge the book by its movie. ” Sebuah ungkapan yang tak mudah untuk diaplikasikan. Bagaimana mungkin kita tidak membandingkan cerita yang kita imajinasikan dalam novel dengan cerita yang divisualkan dalam sebuah film? Tentu saja celetukan semacam “Kok beda ya sama novelnya?” atau “Lebih rame filmnya.” sering terdengar usai menonton film yang diadaptasi dari novel. Tak sedikit juga yang merasa kecewa setelah seseorang menonton film dari novel favoritnya. Padahal, tentu saja yang paling menunggu film adaptasi itu kebanyakan adalah penyuka novelnya. Hal ini juga penyebab sebuah film adaptasi tak pernah sepi peminat. Sebab biasanya novel yang difilmkan adalah novel yang sukses di pasaran dan membuat orang penasaran. Film adaptasi juga telah memiliki pasar sendiri yaitu para pecinta novelnya yang menunggu film adaptasi tersebut. Sekalipun biasanya mereka yang paling sering dikecewakan.

Catatan Kecil tentang Pertemuan [3]

Image
  S ebelum menuliskan catatan ketiga, saya sempat menengok kembali tulisan saya yang pertama dan kedua perihal pertemuan kami. Sengaja tidak dilanjutkan karena rasanya agak konyol menulis hal semacam itu di blog. Lagi pula, tulisan galau di blog ini sebagian besar berisi tentang cerita kami. Tapi ternyata cerita ini harus berlanjut untuk memenuhi tantangan menulis hari keempat dengan tema perjumpaan pertama dengan si dia. Dalam catatan pertama dan kedua saya menuliskan pertemuan pertama kami setelah 10 tahun tidak berjumpa. Kali ini saya akan bercerita secara singkat tentang pertemuan pertama kami. 

Sebuah Upaya Menghindari Long-Term Procrastination

Image
“If you want something you've never had , You must be willing to do something you've never done.” - Thomas Jefferson Beberapa waktu yang lalu saya nonton salah satu video TED Talks tentang prokrastinasi (kebiasaan menunda-nunda pekerjaan). Menurut si pembicara, ternyata ada dua jenis prokrastinasi. Pertama, ketika kita punya deadline, lalu kita menunda-nunda pekerjaan, sampai akhirnya menjelang deadline kita panik dan mengerahkan seluruh energi untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Padahal seharusnya pekerjaan itu bisa dicicil jauh-jauh hari. Nah, ada jenis prokrastinasi kedua, misalnya kita ingin memulai bisnis, pengen jadi musisi atau pengen jadi penulis. Jika tanpa deadline yang jelas, tanpa tindakan nyata, jika bukan karena ada momentum yang tiba-tiba menggerakkan mungkin kita nggak akan pernah sampai pada tujuan itu. Dan inilah yang disebut long-term kind of procrastination. Diam-diam, mengendap-endap dan nggak kerasa tiba-tiba udah 2017 dan kita belum kema

Kejadian Hari Ini Bikin Saya Histeris

Image
Teman baik saya pernah membuat sebuah tulisan di blognya . Dia menganalogikan, jika dirinya adalah ombak yang bergulung-gulung, maka saya adalah danau yang tenang. Dia begitu ekspresif saat bercerita, sedangkan saya cenderung kalem dan tidak meledak-ledak seperti dirinya. Jadi sebenarnya tak banyak yang bisa bikin saya histeris, teriak-teriak, loncat-loncat apalagi salto karena kesenengan . Tapi tetap saja, danau yang tenang itu sesekali kena riak gelombang. Inilah 3 hal yang bisa bikin saya histeris. 1. Nyemplung ke air Dua minggu yang lalu, ada acara jalan-jalan ke pantai dari kantor. Dengan wawaniannya, saya yang nggak bisa renang ini ikutan body rafting di salah satu lokasi wisata. Body rafting ini intinya ngambang pake pelampung di sungai yang dalamnya 8-10m. Saya sempet jadi bahan tertawaan karena saya histeris ketika kaki nggak ada pijakan dan lagi saya susah napas. Untungnya pemandunya baik dan mau nolongin sampai akhirnya saya tenang dan bisa menyelesaikan r

Seperti Apa Pasangan Idamanmu?

Image
Jika pertanyaan ini dilontarkan saat usia saya masih remaja, tentu jawabannya akan berderet seperti list belanjaan bulanan. Semua kualifikasi dari mulai fisik, materi, filosofi, idealisme, kultur dan berbagai tuntutan tidak tahu diri lainnya. Beranjak dewasa, tepatnya setelah lulus kuliah, saya mulai agak sadar bahwa saya tidak akan mendapatkan semua hal yang saya inginkan. Bukannya saya tidak menemukan orang dengan kualifikasi idaman. Tetapi kesadaran saya tentang diri sendiri mulai terbangun. Memandang sosok idaman itu seperti halnya memandang matahari, jangankan punya keinginan untuk mengejarnya, bahkan mata saya tak sanggup menantang sorotan cahayanya. Akhirnya saya mulai merangkum dua hal dari kriteria pasangan idaman. Cukup dua hal saja saya pikir tidak akan sulit mencarinya. Pertama, penyuka seni. Kedua, humoris. Apakah ini terdengar muluk-muluk?