Mencari Riri [Cerpen]
Rumah panggung berdinding anyaman bambu dan berkusen kayu dicat coklat tua berdiri di atas sebuah tanah luas dengan berbagai tanaman di halaman depannya adalah rumah yang ditunjukan oleh pemilik warung di pinggir jalan yang tadi kulewati sebagai rumah milik pak Arif, ayah dari seorang gadis yang kucari keberadaanya sebulan terakhir. “ Puunteen... ” [1] Teriaku, ketika sampai di halaman rumah, tepat di depan pintu yang menghadap ke arah matahari terbit itu. Melihat tidak adanya tanda-tanda pintu itu akan terbuka dengan kedatangan sang pemilik rumah, aku mengulanginya beberapa kali. Jawabannya hanya sepi. Beruntung tak lama setelah itu, dari belakangku muncul seorang ibu dengan pakaian terciprat lumpur disana sini, kaki telanjang dan bertopi kerucut menghampiriku dengan wajah penuh tanda tanya. “ Milarian saha jang? ” [2] ujarnya seraya mendekati posisi aku berdiri. “Betul ini rumahnya Pak Arif? Saya teman kantornya Riri.” Sesaat kutangkap dari raut wajahnya, wanita it