Catatan Kecil tentang Pertemuan [2]
“ Badanmu nggak nambah tinggi. ” Itulah kalimat pertama yang dilontarkan lelaki itu kepada saya dalam pertemuan pertama kami setelah sebelas tahun tak berjumpa. Bayangkan! Sebelas tahun! Tidak adakah kata yang lebih romantis dan puitis semacam ungkapan kerinduan dan sejenisnya? Kenapa hal pertama yang muncul malah komentar tentang tinggi badan saya yang entah tersumbat apa tak pernah bertambah sejak sekolah menengah pertama? Saya tahu dia sedang bercanda, sebab setelahnya dia terbahak . S aya pun menamparkan tangan ke pundaknya. Barulah beberapa hari kemudian dia mengungkapkan perasaan bangganya pada diri sendiri sebab pada pertemuan pertama kami dia bisa membuka percakapan dengan kalimat paling jenius. Jenius sebab kami sama-sama menunggu kalimat apa yang akan muncul setelah sebelas tahun nggak bertemu, kemudian kalimat itu akhirnya sama-sama membuat kami cair dan perasaan canggung berlalu begitu saja. “ Setelah sebelas tahun nggak ketemu, kenapa kamu tambah gan