~Solitude
Mentari belum sempurna benar memanggang taman itu, gedung lantai lima di hadapannya masih menghadang sinar mentari, membuat lembab sekeliling. Sejuk tepatnya. Sedang perlahan di belakang sana mentari merambat naik, menarik bayangan itu seinci demi seinci membuatnya semakin pendek, semakin mendekati kaki gedung. Dia masih duduk disana, diantara empat meja dan bangku terbuat dari semen yang atasnya dilindungi kanopi. Air tergenang di meja dan bangku lain juga sedikit di meja yang ditempatinya, tapi tak lama juga mentari akan menguapkan genangan air itu. Begitu juga kelopak matanya ada danau kecil di bola mata coklatnya, tapi entahlah apa mentari mampu menguapkannya juga. Bola mata itu menatap nanar dedaunan yang basah bekas hujan semalam, menyilaukan ketika diterpa mentari yang cepat merangkak naik. Kedua tangannya tertumpu di atas meja, jemarinya dianyam. Kulitnya yang putih tampak pucat. "Kau boleh melakukan apapun selama kau merasa itu lebih baik. Tapi tolong, jan