Melepaskan [Cerpen]
Gambar dari sini Diyanti tak lantas percaya ketika banyak orang yang mengatakan padanya bahwa hidup ini sederhana dan begitu mudah untuk dilewati. Buktinya ketika kali ini dia dihadapkan pada sebuah kenyataan pahit, batinnya seketika menjerit. Segala filosofi tentang kesederhanaan hidup, melepaskan dan mengikhlaskan tiba-tiba lenyap. Kali ini dia benar-benar merasa sulit melangkah. Sejam sebelum jam kuliahnya dimulai, dia sudah menyeruput secangkir kopi di sebuah warung berbilik bambu di pinggir sebuah jalan alternatif di tengah kota Bandung tak jauh dari kampusnya. Warung kopi ini memang tersembunyi, yang datang kesini hanya karyawan dari pabrik yang menjamur di sekitar sini. Hanya butuh waktu tiga menit menunggu, secangkir kopi hitam yang diseduh dengan air panas setengah dari takaran lazimnya sudah terhidang di meja. Sang pemilik warung sudah maklum dengan pesanan anak muda yang satu ini. Diyanti tidak lantas menyentuh cangkir itu, tidak sekarang ketika asap masih me