Posts

Showing posts from May, 2012

DUKA SEBENTUK LENGKUNG SENYUM

Image
Hari ini akan kutuntaskan janjiku. Ini juga akan menggenapkan usahaku untuk membahagiakanmu semampuku. Inilah yang akhirnya hanya bisa aku lakukan. Aku hanya bisa ikut berbahagia melihat kau bahagia, Tantri. Mentari nampak begitu terik pagi ini, menyentuh lembut dedaunan. Kilatan cahaya yang terpantul dari bulir-bulir embun di permukaan daun membuat cerah sekeliling. Sebelum akhirnya menguap ke udara bergumul dengan sejuk angin. Hari ini genap satu tahun aku kembali ke kampung, setahun terakhir aku habiskan di kota untuk menyelesaikan tugas akhir serta skripsi ku. Akhirnya hari ini datang juga, dulu aku mengira ini akan menjadi mimpi buruk bagiku, tapi ternyata hanya masalah waktu aku bisa menerima semua ini dengan hati yang lapang. Jam menunjukan pukul sepuluh, bergegas aku panaskan motorku sebelum kemudian meluncur menyusuri gang-gang yang dikelilingi pesawahan juga beberapa pemukiman penduduk sebelum akhirnya melewati jalan utama beraspal. Hari ini jelas spesial, ji

MIMPI PENULIS

Image
Kau tahu bukan apa cita-citaku? Apa impian terbesarku? Yah kau pasti tahu, karena kita telah berbincang tentang itu sejak lama. Benar, karena impian kita ternyata sama. Kita sama-sama ingin menjadi penulis. Penulis sukses yang karyanya berjejeran di etalase juga rak-rak toko buku, menghadiri berbagai undangan kepenulisan untuk membedah buku atau sekedar berbagi mengenai proses kreatif dalam menulis, menginspirasi banyak orang untuk berubah menjadi lebih baik, menghasilkan karya yang menghibur dan menemani para kutu buku yang bertebaran di perpustakaan dengan kacamata tebal. “Menulis itu ada tiga kuncinya, satu menulis, dua menulis, tiga menulis.” Ujarmu dengan senyum mengembang di ujung diskusi kepenulisan yang sering kita hadiri di pelataran Mesjid kampus ketika sore menjelang. Aku jelas lebih hafal dengan kalimat itu, bukankah kita selalu membahasnya di pertengahan malam hingga pagi menjelang dan kita meringkuk di bawah selimut yang sama. Karena sekali lagi kita ini s

Ibu, Ibu, Ibu, Ayah

Maafkan kesalahan mereka, seperti ibu dan ayah memaafkan kenakalanmu waktu kecil. Doakan selalu mereka, seperti ibu dan ayah yang tak pernah alfa menyebut namamu dalam sujud panjang tahajudnya. Dengarlah nasihat mereka, seperti ibu dan ayah yang mendengarkan keluh kesah juga keinginanmu. Hormati mereka berdua, seperti mereka yang senantiasa mementingkan urusanmu. Demikian Nabi perintahkan. Ibumu, Ibumu, Ibumu, Ayahmu. Karena merekalah menjadi sebab syurgamu atau nerakamu. Nursaadah Fitriani (Maret 2012) *Puisi ini diterbitkan di Majalah Elfata edisi 04 Volume 12