Posts

Showing posts from September, 2012

Tibet

Image
Hari ini, dengan cuaca cerah di sebuah saung beratap jerami. Aroma kopi menyeruak, perlahan menelusup ke rongga hidungku. Kopi yang bijinya ditumbuk, murni tanpa tambahan apapun, termasuk butiran gula. Pahit memang, tapi kekuatan aroma dan kepekatan pahitnya itu yang membuatku tak bisa tak menyentuhnya walau sehari. Kuteguk ia perlahan. Lalu kualihkan kembali pandangan pada laptop yang berdenyar. Kelip-kelip hijau terlihat di lampu indikator modemku. UMTS. Kampung ini masih perawan, belum tersentuh sinyal yang lebih tinggi dari itu. Kuseret pointer menuju bookmark toolbar mail , klik, beberapa saat kemudian muncul list unread mail . Ada email baru dari nama yang kukenal. Belum sempat kubuka, aku terdiam lama membaca subjek email itu. *** Tujuh tahun lalu, setelah lima menit bel istirahat sekolah berbunyi. “Aku ingin ke Tibet!” Setengah berteriak, kalimat itu meluncur dari seseorang bersuara cempreng yang duduk di sampingku. Teriakan yang tidak lantas membu

Niagara Mini Jawa Barat: Curug Malela [Sebuah Catatan Perjalanan]

Image
 Apakah kamu penyuka traveling ke alam bebas? Senang melebur dengan alam dan merasakan denyut nadi kehidupan asri, belum terjamah polusi? Maka boleh jadi Curug Malela menjadi pilihan yang tepat buat dikunjungi. Lokasinya di di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, berbatasan dengan Kabupaten Cianjur di barat laut Bandung. GPS menunjukkan posisi koordinat S07*00’38.1″ E107*12’22.0″ di atas batu tempat memandang keindahan curug itu.  Bagiku sendiri yang merupakan orang Gununghalu, berjarak 20KM dari lokasi, adalah mimpi untuk bisa mengunjungi niagara mini ini, pesona keindahannya sering kujumpai di situs-situs para traveler yang rata-rata dari luar Bandung. How come! Aku sendiri yang deket kesana belum pernah, tapi akhirnya bisa terlaksana juga pada tanggal 20 Agustus 2012 sehari setelah lebaran kemaren, bersama tiga orang teman semasa putih biru yaitu Rhadi, Rena dan Ahsai kami mengunjungi tempat ini. Hei, ternyata diantara kami cuman aku yang

Dengarkan Aku!

Image
Aku kerap melihat ia tertegun lama setiap kali terjaga dari tidurnya, lantas kemudian caci maki mulai meluncur dari bibirnya, ia memaki dirinya sendiri. “How come… mengapa lagi-lagi?” Biar kutebak, ia pasti habis bermimpi sosok yang sama, sosok yang bisa jadi mendominasi hari-harinya entah sekian abad atau milenia. Itulah yang sering ia lakukan, semacam ritual dalam ritme hidupnya. Terkadang aku lihat juga ia kepalkan tangannya dan meninju bantal atau kasur tipisnya, untungnya tak pernah ia layangkan tinjunya padaku, karena rasanya pasti akan sakit. Tapi kurasa kali ini ia lebih baik, bukan seperti dulu, beberapa tahun yang lalu, hal tersebut ia lakukan dengan bersimbah air mata. Bahkan ketika ia kehabisan energi untuk terisak sekalipun, lelehan itu tetap meluncur mantap di kedua pipinya. Kali ini mungkin ia lelah menangis. Ahhh bukankah sudah aku nasehati ia berulangkali, “Kau pasti lelah, ketika kau banyak berharap kepada selain Sang Penggenggam Kehidupan.” Tapi enta