Seperti Apakah Kita?

Seperti apakah kita?

Apakah kita dua orang yang sama-sama masih menyimpan bara dalam dada. Meniupnya perlahan agar tetap menyala?

Ataukah kita adalah dua orang yang terjebak di satu ruang hampa yang sama. Saling menguatkan agar tak tertelan kekosongan dan rasa kesepian masing-masing.

Seperti apakah sesungguhnya kita?

Apakah dua orang yang mencoba untuk menjalin pertemanan, melupakan masa-masa kelam saat kita satu sama lain pernah saling merajahkan luka paling dalam?

Ataukah kita, tak lebih hanya dua orang yang tersesat di persimpangan, lalu cepat atau lambat akan berpisah dan kembali menapaki jalan yang berbeda.

Katakan, menurutmu seperti apakah sesungguhnya kita?


Bandung, November 2015

Comments

  1. Kenapa definisi "kita" menjadi lebih penting, bukankah kebersamaan "kita" lebih bisa dinikmati?
    Heehehe.. kenapa jadi pertanyaan :P
    Bagus banget mbak, Boleh numpang repost ya kapan-kapan di blog aku, untuk salah satu tulisan nya yang paling "berkesan" untuk ku.
    Terima kasih, salam kenal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kadang-kadang definisi juga penting buat semacam batasan haha
      Terima kasih sudah berkunjung ya! Salam kenal! :)
      Silakan saja, jangan lupa cantumkan link-nya :))

      Delete
    2. Ms.ES- Definisi 'kita' akan selalu dinikmati setiap yg menjalankannya. Sampai saatnya definisi itu 'terbentur' persimpangan yg harus dipilih (bahkan dgn 'keharusan').

      By the way bagus tulisannya mba Nufira...'ngena' banget :D

      Delete
  2. MbaFir!! Always like the way you write... :3

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

Hanya Isyarat [Rectoverso]

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Seni Membuang Barang [Edisi Pakaian]

Tamasya Ingatan (Sebuah Surat untuk Fathia Mohaddisa)