Memulai Gaya Hidup Minimalis


Saya sering mendengar jenis rumah bergaya minimalis, tetapi gaya hidup minimalis baru saya dengar saat menonton video Ariel Bissett, salah satu booktuber favorit saya yang berbincang tentang minimalist book lover. Akhirnya saya penasaran dan menemukan channel youtube Jenny Mustard yang banyak membahas tentang gaya hidup minimalis.

Sebenarnya, tidak ada penjelasan baku mengenai minimalist lifestyle. Tapi dari beberapa video yang saya tonton, saya menyimpulkan bahwa minimalist lifestyle adalah salah satu pola hidup yang membuat seseorang membatasi diri untuk membeli, memiliki atau mengonsumsi banyak hal. Terutama hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Tujuannya, bisa hidup lebih sehat dan bahagia. Intinya, kalau gaya hidup maksimalis (lawan minimalis) bisa membuatmu lebih bahagia ya tidak apa-apa.
Saya sendiri lebih merasa cocok dengan gaya minimalis, karena ternyata selama ini, gaya hidup semacam ini yang saya jalani. Misalnya, selama ini saya hanya memiliki satu tas untuk kerja dan satu tas untuk main. Satu sepatu formal dan satu sepatu casual. Saat makan, saya merasa cukup dengan satu atau dua macam lauk dan nggak begitu suka kerupuk karena rasanya pusing kalau harus makan dengan banyak lauk dan tambahannya.

Oya, saya mengenal seseorang yang sepanjang perkenalan kami (dengan intensitas pertemuan bisa beberapa kali dalam satu minggu), saya nyaris tidak pernah melihat dia memakai baju yang sama, saya  sempet merasa kaget saat mendengar kalau lemarinya ambruk karena kebanyakan baju. Saya nggak merasa itu masalah, barangkali itu bisa membuat dia lebih bahagia. Sedangkan saya nggak pernah membayangkan akan menjalani hidup seperti itu. Pertama, saya butuh banyak uang untuk membeli baju sebanyak itu. Kedua, kebanyakan barang akan membuat kepala saya pusing dan tentu saja melelahkan saat harus membereskannya.

Itulah kenapa saya tertarik mempelajari dan mengaplikasikan gaya hidup minimalis ini. Terlebih momentumnya pas, saya baru saja pindah tempat tinggal, sehingga saya bisa mengatur barang mana yang akan saya gunakan dan mana yang akan saya relakan.

Tapi kalau kamu juga tertarik untuk menjalani gaya hidup ini, nggak mesti selalu memulainya dengan pindahan rumah kok. Ada tips yang saya dapatkan dari Fiona Wong, yaitu cukup merapikan satu spot tempat kita sering beraktifitas, misalnya meja kerja, kamar atau isi tas.

Saya merasa, gaya hidup ini bisa mengefektifkan waktu, tenaga dan pikiran. Misalnya saat tas kita berantakan dan terlalu banyak barang, kita akan kesulitan mencari barang yang kita butuhkan, terutama perintilan seperti kunci atau flash disk. Beda halnya kalau barang-barang kita minimalist dan tertata rapi, hanya berisi hal-hal yang kita butuhkan, tentu akan membuat hidup lebih simpel.

Tips selanjutnya adalah membedakan antara keinginan dan kebutuhan kemudian merelakan beberapa benda yang tidak kita butuhkan. Saya adalah tipikal orang melankolis yang menyimpan benda-benda yang saya anggap penting tetapi sebenarnya tidak saya butuhkan. Saat beres-beres menjelang pindahan kemarin, saya menyortir beberapa barang. Saya menemukan foto mantan dokumen-dokumen lama, tiket kereta api, kartu ujian, dus handphone, casan rusak dan banyak benda lain yang sebenarnya sudah tidak saya perlukan.

Alasan mengapa saya masih menyimpan benda-benda itu karena rasanya sulit untuk melepaskan benda-beda yang memiliki banyak kenangan. Misalnya tiket saat pertama kali naik kereta api atau kartu ujian semasa sekolah. Hal-hal yang sebenarnya hanya memenuhi ruang. Tentu saja saya tidak serta merta membuangnya. Saya hanya akan mengumpulkannya dalam sebuah dus, kalau saya tidak mencarinya dalam satu bulan, sebaiknya saya merelakannya sekalipun dengan berat hati. Saya harus berkomitmen untuk meminimalisir banyak hal. Termasuk pakaian. Kalau sekiranya sudah nggak muat, atau jarang dipakai, akan saya kumpulkan dan memberikannya pada orang yang lebih membutuhkan.

Dalam pikiran saya masih ada banyak pertanyaan tentang gaya hidup ini, misalnya apakah seorang penganut minimalist lifestyle nggak boleh punya hobi? Seperti halnya saya yang senang mengoleksi buku, sebanyak apa buku yang harus saya punya? Saya juga bertanya-tanya kenapa orang-orang minimalist senang warna netral seperti hitam, putih dan abu-abu? Kenapa kebanyakan dari mereka adalah vegetarian?

Untuk menjawabnya, saya mungkin akan membaca lebih banyak lagi artikel, menonton lebih banyak lagi video kemudian membuat tulisan dengan tema sejenis di blog ini. Dan semoga dengan begitu bisa menambah kadar kebahagiaan saya. Ya, sesuai dengan tujuan awalnya.

Comments

  1. Uuuncchh yang pengantin baru sudah pindah rumah~~ 😍

    Btw, kok kita sama sih mba. Sama2 melankolis, suka ngumpulin benda2 yg punya kenangan. Halah. Bahkan kartu ujian jaman SMP pun kayaknya aku masih punya deh. Haha.

    Kayaknya kuharus ikut minimalis lifestyle deh. Soalnya lemari udah gamuat lagi nih kebanyakan isi. Huft 😢

    ReplyDelete
  2. Uuuncchh yang pengantin baru sudah pindah rumah~~ 😍

    Btw, kok kita sama sih mba. Sama2 melankolis, suka ngumpulin benda2 yg punya kenangan. Halah. Bahkan kartu ujian jaman SMP pun kayaknya aku masih punya deh. Haha.

    Kayaknya kuharus ikut minimalis lifestyle deh. Soalnya lemari udah gamuat lagi nih kebanyakan isi. Huft 😢

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, dua hari setelah menikah langsung cus ke tempat baru :D

      Aku pisahin benda-benda yang udah nggak kepakai dan dikirim ke rumah ortu. Kali aja masih bisa dimanfaatin. Liat rumah lengang tu ternyata lebih menyenangkan hahah

      Delete
  3. info dong cara liburan minimalism

    ReplyDelete
  4. Memulai gaya hidup minimalis itu bisa dimulai dari hal-hal yang simpel dan mudah. Kalau saya, yang saya lakukan adalah uninstall aplikasi-aplikasi di handphone dan menggantinya dengan browser.

    ReplyDelete
  5. Gaya hidup minimalis memang sangat dibutuhkan, karena sekarang jamannya instan jadi segala sesuatunya harus simpel. btw terimakasih banyak artikelnyaa, informatif sekali!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

REVIEW: Bulan Merah (Kisah Para Pembawa Pesan Rahasia)

SELEMBAR KERTAS

Mengalahkan Diri Sendiri