Surat-surat kepada D



D,
Apakah kamu pernah mengalami bagaimana rasanya dibela? Ada seseorang yang bersedia membelamu apapun posisimu. Aku pernah. Hanya ada satu orang dari tujuh milyar manusia di dunia ini yang pernah mengatakannya. Bahkan tanpa dia tahu bagaimana posisiku. Suatu hari dia membuktikannya. Saat itu semua orang tentu akan mencaci maki atau setidaknya mundur teratur jika mengetahui apa yang sesungguhnya aku lakukan. Tetapi dia tidak melakukannya. Dia tetap menganggap hal yang aku lakukan sangatlah manusiawi. Sebuah kesalahan hanya akan menunjukkan sisi manusiawi seseorang. Dia menyebutnya sisi manusiawi, bukan sisi binatang atau setan dalam diriku.

D,
Apakah kamu pernah menemukan seseorang yang bersyukur karena mengenalmu. Aku pernah. Hanya satu kali ada orang yang bilang kalau dia merasa bersyukur kepada Tuhan karena menciptakan aku dan mempertemukanku dengannya. Kau tahu, D, aku kerap iri dengan orang yang memiliki pasangan yang baik dan bersyukur dengan pasangan yang dia punya. Aku mengandai-andai ada seseorang yang merasakan hal yang sama, hingga kemudian orang itu ada. Dialah orang satu-satunya.

D,
Apakah kamu pernah mencintai seseorang dengan tulus? Tentu kamu pernah merasakannya bukan. Tapi pernahkan kamu mencintai seseorang yang cintanya sebesar cintamu atau mungkin bahkan lebih. Menginginkanmu sebesar kamu menginginkannya. Dan berharap tetap bersamamu selama yang kamu inginkan. Aku pernah, D. Masih orang yang sama yang mau membelaku, bersyukur dengan kehadiranku dan mau mencintaiku tanpa batas waktu. Dia juga satu-satunya orang yang membuatku merasa bahwa cinta antara lelaki dan perempuan dewasa itu ada.

D,

Aku akan menutup surat ini dengan sebuah ungkapan. Bahwa seseorang yang paling dekat denganmu, punya kesempatan lebih besar untuk menghancurkanmu. Dan kesedihan terbesar bukanlah melihat orang yang kamu cintai terluka oleh orang lain, melainkan ketika melihat orang yang kamu cintai ternyata terluka dan hancur perlahan-lahan oleh dirimu sendiri.




(Ditulis untuk memenuhi tantangan menulis #10DaysKF hari kesembilan) 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

Hanya Isyarat [Rectoverso]

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Seni Membuang Barang [Edisi Pakaian]

Tamasya Ingatan (Sebuah Surat untuk Fathia Mohaddisa)