Meminta Luka

Di matamu, pada akhirnya
kuberlabuh untuk kesekian kali
tanpa jemu.
Dibersamai luka, yang tiba-tiba aku lupa, beranjak kemana.

Di bidang dadamu pula,
bermuara segala deru dan degup cinta.

Kamu, adalah awal mula semua luka
yang berulang kali menganga.
Di sini.
Hatiku, yang berujung padamu berkali-kali
meminta siksa.

Desember 2013
Gambar dari sini

Comments

Popular posts from this blog

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

Hanya Isyarat [Rectoverso]

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Seni Membuang Barang [Edisi Pakaian]

Tamasya Ingatan (Sebuah Surat untuk Fathia Mohaddisa)