NaNoWriMo Membantumu Menyelesaikan Draft Satu
NaNoWriMo adalah singkatan
dari National Novel Writing Month. Dari singkatannya saja sudah sudah bisa ditangkap
sebenarnya ini acara apa. Jika dikatakan kompetisi, ini adalah kompetisi untuk
mengalahkan diri sendiri. Untuk menjadi winner,
para peserta “cukup” menulis novel sebanyak 50.000 selama 30 hari di bulan November. Jika dikonversi ke dalam Ms.Word 50.000 kata itu sekitar
200 halaman kertas A4 dengan spasi 1,5. Masalah teknis lain, seperti
bagaimana validasi, mencari writing buddies dsb. langsung meluncur saja ke FAQ di web resminya.
Chris Baty menggagas NaNoWriMo pada tahun 1999.
Sekalipun judulnya “National” acara ini diikuti bukan hanya oleh orang
Amerika tetapi menjadi gelaran yang diikuti oleh para penulis dari
seluruh dunia. Di Indonesia juga banyak yang menjadi participant. Forum khusus
untuk masing-masing negara bisa
ditemukan di web NaNoWriMo atau di Facebook. Jadi, jangan merasa sendirian!
Acara ini cocok untuk siapapun yang ingin menyelesaikan draft satu dalam waktu cepat. Tinggal melewati tahap swasunting dan revisi yang sesungguhnya tak kalah melelahkan. Tahap editing sangat penting, terlebih jika selama menyelesaikannya mengikuti
word sprint yang ada di Twitter seperti @GetWordies, @TheSprintShack,
@FriNightWrites atau word sprint yang disediakan resmi oleh NaNoWriMo yaitu
@NaNoWordSprint.
Pengalaman menarik lain
mengikuti NaNoWriMo adalah melakukan write-in bersama orang-orang di region yang
sama. Beberapa waktu lalu, saya mengikuti write-in bersama orang-orang
yang berada di Bandung. Sekali lagi, jaringan dan pertemanan adalah sebuah hal yang lebih berharga saat
mengikuti sebuah event. Saya diperkenalkan dengan
lingkaran dunia baru. Fantasi lokal.
Seperti yang kita tahu,
fantasi lokal bukan sebuah genre yang disenangi. Orang-orang lebih senang
membaca fantasi luar. Bahkan saya pernah mendengar langsung dari orang
penerbitan berskala nasional bahwa mereka menutup naskah bergenre ini. Baru saat write-in
saya bertemu anak-anak muda yang menggeluti genre ini dan cukup membuka mata
saya bahwa genre fantasi lokal punya masa depan.
Write-in NaNoWriMo region Bandung |
Saya meyelesaikan NaNoWriMo
bukan karena dorongan motivasi seperti, “Kamu pasti bisa!” atau “Semangat!”. Saya justru menyelesaikannya karena sebuah ungkapan
meremehkan dari orang yang memang dekat dengan saya. Dia bilang, “Paling seminggu juga
udah nyerah. Apalagi akhir bulan mau ke Jogja. Gimana ngatur waktunya coba?”.
Bagi
saya pujian tidak akan membawa kemana-mana begitu juga dengan dorongan dan
motivasi yang berupa kata-kata positif hanya akan memberikan efek sementara. Kalimat yang meremehkan ini
membuat saya down beberapa saat, tetapi memberikan energi yang cukup sampai akhir. Karena, ada
sebuah keinginan untuk membuktikan pada diri sendiri juga pada orang yang sudah
terlebih dahulu meremehkan. Bahwa, saya mampu untuk menyelesaikan tantangan ini.
Saya pun sempat sesumbar-untuk menambah daya dorong-bahwa saya akan menyelesaikan NaNoWriMo sebelum ke Jogja. Tetapi, gagal. Berbekal
keinginan membuktikan diri dan perasaan benci karena diremehkan
saya akhirnya menyelesaikan NaNoWriMo tepat dua jam sebelum bulan November berakhir di asrama Kampus Fiksi. Yes, I'm officially the winner of NaNoWriMo!
Tulisan
yang saya hasilkan memang tidak bisa dibanggakan. Karena, masih berupa draft satu. Pekerjaan saya masih
sangat banyak. Tetapi, bukankah mengedit 204
halaman tulisan acak-acakan itu lebih baik daripada mengedit halaman kosong?
Comments
Post a Comment