Review RTDW[Rembulan Tenggelam Di Wajahmu]


Tutup mata kita. Tutup pikiran kita dari carut-marut kehidupan. Mari berfikir takjim sejenak. Bayangkan saat ini ada satu malaikat bersayap indah datang kepada kita, lantas lembut berkata: "Aku memberikan kau kesempatan hebat. Lima kesempatan untuk bertanya tentang rahasia kehidupan, dan aku akan menjawabnya langsung sekarang. Lima pertanyaan. Lima jawaban. Apakah pertanyaan pertamamu? 



*** 

Ini adalah sebuah kisah tentang seorang lelaki bernama Rey (Rehan) yang dipenghujung hidupnya diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu demi memecahkan rahasia kehidupannya. Menjawab 5 pertanyaan besar hidupnya. 
Dan lima pertanyaan itu dijawab tuntas oleh sosok dengan wajah menyenangkan. Bersamanya Rey diajak mengunjungi tempat-tempat masa lalunya, hanya untuk membuka tabir rahasianya. 

Lima pertanyaan, dengan lima jawaban. Tentang mengapa ia harus terlahir tanpa sempat tau siap orang tuanya, dan harus tinggal di sebuah panti dengan penjaga yang kejam? Apakah hidup ini adil?Mengapa Tuhan tega sekali merenggut mimpi-mimpi orang-orang terbaik yang pernah ia miliki padahal mimpi itu hanya tinggal sepelemparan batu saja? Mengapa ia harus kehilangan Si Gigi Kelinci, wanita yang menjadi cinta pertama dan terakhir baginya juga satu-satunya orang yang pernah membuat hidupnya demikian bermakna? Tentang kehampaan, kekosongan serta kehilangan yang mendalam yang ia rasakan justru saat ia membangun imperium bisnis raksasa, saat ia memiliki segalanya. 

Banyak hal keliru yang terjadi dalam hidup Rey, banyak rahasia kehidupan yang tak ia ketahui. Lewat perjalanan kembali ke masa lalu itulah ia akhirnya tau, siapa otak juga pelaku pembakaran disengaja sebuah kompleks perumahan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya, memaksanya untuk menjalani kehidupan keras di panti juga di jalanan. 
Ia akhirnya memahami makna keadilan Tuhan, makna kehilangan, makna syukur meski itu hanya sekedar decak kagum pada salah satu ciptaan-Nya(Rembulan). 
Di sini hanya ada satu rumus: semua urusan adalah sederhana. 

Ada sebuah kalimat yang aku suka dari orang dengan wajah menyenangkan itu. 
"Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji2 masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur." 

"Sejatinya pertanyaan itu tentang definisi ukuran-ukuran Ray. Apakah yang disebut dengan kejadian menyakitkan?Apakah yang disebut dengan kejadian menyenangkan? Sejatinya pertanyaan itu tentang perbandingan." 

Dalam novel ini aku suka tokoh Si Gigi Kelinci merupakan panggilang kesayangan Ray kepada istrinya yang bernama Fitri. Masa lalu Fitri yang bukan sekedar suram, kelabu, tapi sangat gelap. Akhirnya ia menemukan titik terang dalam hidupnya setelah menikah dengan Ray, meski umur pernikahan mereka hanya 6th saja, ia meninggal karena keguguran. Baginya hidup sederhana saja, hanya ingin suaminya ikhlas dan ridho terhadap apa yang dilakukannya. Sesederhana itu, sehingga ia akhirnya menjumpai 'Akhir yang baik'. 

Cerita yang sangat fantastis, tak peduli seberapa membualnya Tere-Liye dengan beberapa kejadian aneh dan tak masuk akal itu, tapi filosofi kehidupan yang ia ungkapkan demikian menggugah dan menyentuh hati siapa saja. 


*Review yang ditulis kala menikmati sarapan pagi.

Comments

Popular posts from this blog

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Menulis sebagai Passion, Pekerjaan atau Hobi?

Hanya Isyarat [Rectoverso]

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Belajar tentang Gaya Hidup Minimalis dari 5 Youtubers Ini