Ketika Hujan Turun (Suara Pemred, 29 Januari 2017)
Oleh: Nufira S. Entah kapan terakhir kali Masni jatuh demikian lelap dalam tidurnya seperti kali ini. Dia bermimpi kedua anaknya dibawa pergi oleh seseorang dan menghilang di balik kabut asap. Tangan kiri Masni mendekap erat anak ketiganya yang belum genap enam bulan, mengerang di pangkuannya. Sedang tangan satunya lagi menggapai-gapai meraih bayangan dua anaknya yang terus berjalan ditelan pekatnya asap, namun yang dia dapatkan hanya kekosongan. Begitu pula saat ia terjaga, sambil mengerejapkan mata, kedua tangannya serta merta menggapai-gapai mencari ketiga anaknya yang biasa tidur di sekitarnya. Anak paling bungsu, menempel rapat di pelukannya, sedang dua anaknya yang lain tidak ada di sana. Masni tersengat. Orang pertama yang harus dicari Masni adalah suaminya sendiri. Tanpa perlu susah payah dicari, Masni melihat lelakinya itu tengah duduk menekuk kepalanya sambil memeluk lutut di seberang kamar. Masni bangkit seketika, menghambur ke arah suaminya lalu mengguncang-guncan