Catatan Kecil tentang Pertemuan [3]

 
Sebelum menuliskan catatan ketiga, saya sempat menengok kembali tulisan saya yang pertama dan kedua perihal pertemuan kami. Sengaja tidak dilanjutkan karena rasanya agak konyol menulis hal semacam itu di blog. Lagi pula, tulisan galau di blog ini sebagian besar berisi tentang cerita kami.

Tapi ternyata cerita ini harus berlanjut untuk memenuhi tantangan menulis hari keempat dengan tema perjumpaan pertama dengan si dia. Dalam catatan pertama dan kedua saya menuliskan pertemuan pertama kami setelah 10 tahun tidak berjumpa. Kali ini saya akan bercerita secara singkat tentang pertemuan pertama kami. 

Pertemuan pertama kami sebenarnya sangat klise, kami adalah teman sekelas saat kelas 2 SMP. Tak banyak hal yang saya ingat, dan saat ini tak banyak hal yang sering kami obrolkan tentang masa-masa itu. Bisa dibilang itu adalah masa terkelam dalam fase hubungan kami.

Saling suka dengan teman sekelas rasanya itu hal yang biasa, lalu kemudian yang tidak pernah kami duga adalah kami bisa bertahan selama ini dan melangkah sejauh ini. 

Jangan dikira pacaran anak SMP saat itu seperti anak SMP zaman sekarang. Kami hampir nggak pernah berduaan, kalau ngobrol selalu bareng temen-temen yang sudah menyerupai segerombolan serigala. Bahkan main ke rumah pun diantar teman baiknya yang juga masih punya pertalian saudara dengan saya. Dialah pada akhirnya menjadi orang pertama dan sampai saat ini masih menjadi satu-satunya yang pernah main ke rumah dan bertemu bapak saya.

Sekalipun tak pernah bertemu, hubungan kami tetap terjalin dengan kehadiran handphone, entah bagaimana ceritanya, kami berkomunikasi lewat SMS dan berapa kali pun ganti nomor, kami nggak pernah kehilangan kontak. Sepanjang dua belas tahun terakhir, kami pernah berperan menjadi sepasang kekasih, mantan kekasih, sahabat, konsultan atau teman ngobrol tentang tema apapun. Sampai akhirnya di satu titik, kami merasa sejauh apapun kami terpisah, sesulit apapun hubungan yang kami jalani, selalu ada jalan untuk kembali. So far, kami merasa beruntung dipertemuakan dua belas tahun silam.



(Catatan ini ditulis untuk memenuhi tantangan menulis #10DaysKF hari keempat dari @KampusFiski)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

Hanya Isyarat [Rectoverso]

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Seni Membuang Barang [Edisi Pakaian]

Tamasya Ingatan (Sebuah Surat untuk Fathia Mohaddisa)