Sebuah Upaya Menghindari Long-Term Procrastination

“If you want something you've never had,
You must be willing to do something you've never done.”
-Thomas Jefferson


Beberapa waktu yang lalu saya nonton salah satu video TED Talks tentang prokrastinasi (kebiasaan menunda-nunda pekerjaan). Menurut si pembicara, ternyata ada dua jenis prokrastinasi. Pertama, ketika kita punya deadline, lalu kita menunda-nunda pekerjaan, sampai akhirnya menjelang deadline kita panik dan mengerahkan seluruh energi untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Padahal seharusnya pekerjaan itu bisa dicicil jauh-jauh hari.

Nah, ada jenis prokrastinasi kedua, misalnya kita ingin memulai bisnis, pengen jadi musisi atau pengen jadi penulis. Jika tanpa deadline yang jelas, tanpa tindakan nyata, jika bukan karena ada momentum yang tiba-tiba menggerakkan mungkin kita nggak akan pernah sampai pada tujuan itu. Dan inilah yang disebut long-term kind of procrastination. Diam-diam, mengendap-endap dan nggak kerasa tiba-tiba udah 2017 dan kita belum kemana-mana. Belum selangkah pun mendekati impian kita.

Itulah yang terjadi pada saya saat ini. Sejujurnya, setiap tahun saya selalu membuat resolusi yang hampir sama. Istilah “menyelesaikan resolusi tahun sebelumnya” memang benar adanya. Dan ketika saya membuat goal yang jelas dan usaha yang nyata, saya biasanya mendapatkan apa yang saya inginkan. Tapi jika sebaliknya, saya pun mendapatkan apa yang saya rencanakan. Tahun lalu saya tidak membuat target apa-apa, walhasil saya hanya membaca 20an buku, padahal sebelumnya saya selalu membaca lebih dari 40 buku setiap tahunnya.

Masih menurut pidato TED di atas, bisa jadi kita menunda-nunda satu pekerjaan, tetapi kita melakukan pencapaian yang bagus dalam hal lain. Dan itu pula yang terjadi dengan saya. Jadi saya juga nggak akan begitu menyalahkan diri sendiri. Tapi, resolusi tahunan ini memang selalu saya rancang untuk sesuatu yang membuat saya perlu mengerahkan kekuatan ekstra untuk mencapainya.

Oya, saya sempat membaca sebagian artikel tentang cara efektif membuat goals, kalimat pembukanya udah bikin saya tersentak. Katanya, umumnya orang yang jarang mencapai goal tahunannya karena goalnya itu disetting terlampau ambisus dan nggak realistis, terlebih nggak ada tindakan nyata yang dibuat dalam jangka pendek. Belajar dari situ, akhirnya kali ini akan kembali saya tuliskan, setidaknya 5 hal yang ingin saya lakukan tahun ini. Plus tindakan nyata dan deadline yang jelas untuk menyelesaikannya.

1. Membaca 24 buku dalam setahun.
Target yang terlihat sepele bukan? Sebagai pembaca yang lambat, dua buku dalam satu bulan akan terdengar realistis. Barangkali masa-masa membaca buku secara sporadis dan maraton itu udah lewat. Gaya membaca seperti itu berlangsung pada masa-masa menjadi pengangguran. Kalaupun berstatus karyawan, saat itu saya nggak begitu disibukkan dengan pekerjaan. Kehidupan saya yang sunyi hanya diisi oleh cerita-cerita dari novel yang saya pinjam dari perpustakaan setiap minggunya. Kini, kondisi saya jauh berubah. Waktu luang saya rasanya menipis dan kini saya pun lebih selektif memilih bacaan, hanya membaca yang sekiranya saya butuhkan. Kebiasaan membeli buku pun sepertinya akan sedikit berkurang dan memprioritaskan hal lain.

2. Rutin nulis di blog setidaknya satu minggu sekali.
Karena saya anaknya harus di-push dengan deadline ketat, jadi saya ikut komunitas #1minggu1cerita yang mengharuskan membernya untuk menulis di blog dan melakukan setoran setiap minggunya. Setidaknya saya mengupayakan untuk rutin menulis, walaupun hanya #1minggu1cerita.

3. Menghasilkan satu cerpen dalam sebulan.
Di antara semua goal saya setiap tahun, ini adalah salah satu tantangan terberat. Honestly, bisa menyelesaikan cerpen itu susah. Bukan susah sih sebenernya, lebih tepatnya menguras energi, pikiran dan perasaan. Karena saya tahu betapa beratnya menulis cepren yang (setidaknya) memuaskan diri sendiri itu susah, jadi saya sering menunda-nunda hal ini. Padahal dibandingkan dengan hal lain, rutin menulis cerpen selalu menjadi salah satu keinginan terbesar saya. Ironis memang.

4. Memulai bisnis sendiri.
Beberapa waktu yang lalu sebenarnya saya sudah memulai usaha kecil-kecilan tapi kemudian dilanjutkan oleh seorang teman karena terbatasnya waktu dan energi saya. Atau bisa dibilang saya kewalahan jika harus kerja sambil berjualan. Tapi, dalam hati saya selalu ada keinginan untuk memulai bisnis lagi. Di kepala saya sebenarnya sudah ada rumusan bisnis seperti apa yang ingin saya jalankan, tapi saya selalu ketakutan untuk memulai. Harapan saya, tahun ini, setidaknya pertengahan tahun, saya sudah mulai menjalankan bisnis yang saat ini masih berupa konsep di kepala. Semoga ada sesuatu yang bisa membuat saya tergugah dan bisa mewujudkannya dalam waktu yang lebih cepat.

5. Mewujudkan 4 harapan di atas.
Harapan saya yang lain sebenanrya adalah punya minimalist lifestyle. Mungkin karena saya nggak bisa multitasking dan nggak multitalent, saya ingin hidup saya berjalan seminimalis mungkin, nggak pengen yang macam-macam tapi semuanya keep on track. Jadi 4 hal di atas sudah bisa mewakili keseluruhan goal saya tahun ini yang sebenarnya nggak jauh beda dengan goal saya sebelumnya: Read more, write more and be more wise.

Dan tentu saja saya berharap bisa terhindar dari long-term procrastination yang diam-diam mengintai saya di belakang. Semoga.



(Ditulis untuk memenuhi tantangan menulis #10DaysKF hari ke-3 dengan tema 5 harapan yang ingin dicapai tahun ini)

Comments

  1. Ah,procrastination adalah musuh terbesarku juga, Mba. Haha.

    Salah satu sebab orang prokrastinasi juga katanya karena orang itu perfeksionis. Hiks :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, Fa. Butuh kondisi "fine" atau keyakinan siap dulu, baru mulai. Padahal menurut para motivator, harusnya start before you're ready.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

Hanya Isyarat [Rectoverso]

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Seni Membuang Barang [Edisi Pakaian]

Tamasya Ingatan (Sebuah Surat untuk Fathia Mohaddisa)