Sudah Berapa Lama Kita Tidak Saling Bicara?


aku mengadu pada sebait sajak. tentang kerinduan yang menghantam dadaku. nyeri rasanya. aku lupa, sudah berapa lama kita tidak saling bicara? sekalipun baru kemarin kita berdua sama-sama bersandar pada tembok lalu mendengarkan sebuah lagu. tetapi sudah lama sekali kita tidak saling berbicara. sekalipun aku tak henti-hentinya mengoceh tentang kemacetan jalanan, tentang pertemuanku dengan seorang teman, tentang film yang habis kutonton. tetapi sesungguhnya sudah lama sekali kita tidak saling bicara. 

aku mencintaimu, katamu. aku juga mencintaimu, kataku. aku cuman cinta sama kamu, katamu. aku juga, kataku. tetapi sudah lama sekali kita tidak saling berbicara. apakah aku harus mengunjungi rumahmu? aku ingin bicara. aku ingin kita bicara. “Aku menulis sebuah sajak untukmu. Baca ya!” lihat, kita akan kembali gagal saling berbicara.

Comments

Popular posts from this blog

Yang Terbaik Bagimu* (Puisi untuk Ayah)

Hanya Isyarat [Rectoverso]

Menulis sebagai Passion, Pekerjaan atau Hobi?

5 Upaya agar Bisa Konsisten Ngeblog

Dapet Kerjaan Gara-gara Ngeblog

Tamasya Ingatan (Sebuah Surat untuk Fathia Mohaddisa)